Siswa SMKN 7 Lhokseumawe Rakit 'Gokart off Road'
MENGIKUTI jejak sukses siswa SMK Solo, Jawa Tengah, yang telah berhasil membuat mobil rakitan dengan nama Esemka, para SMKN 7

Sejumlah siswa SMKN 7 Lhokseumawe, Sabtu (28/1) sore kemarin, tampak sibuk menyempurnakan mobil rakitan tersebut. Mereka merakit mobil yang akan dipamerkan itu di bengkel sekolah di Desa Blang Payang, Kecamatan Muara Dua, Lhokseumawe. Sebagian siswa terlihat sibuk mengelas bagian belakang mobil yang belum sempurna, sebagian lainnya menyiapkan tempat duduk mobil.
Mobil “Gokart off Road SMK7” tersebut dirakit dengan menggunakan besi hollow setebal 2,8 mm sebagai rangka utama mobil. Untuk ban dan velg menggunakan ban dan velg mobil Camry. Sedangkan mesin, digunakan mesin sepeda motor bebek 110 cc. “Kami udah lakukan ujicoba, hasilnya bagus,” kata Kepala SMKN 7 Lhokseumawe, Deni Muhtadi, yang ikut mendampingi siswa bersama guru lainnya pada penyempurnaan terkahir mobil tersebut, kemarin.
Menurut Deni, proses perakitan “Gokart off Road SMK7” yang dikerjakan oleh para siswanya itu membutuhkan waktu 20 hari dengan biaya pengadaan bahan hanya sekitar Rp 7 juta per unit. Sebagian bahan yang digunakan merupakan bekas pakai, seperti ban dan velg. “Dana di sekolah sangat terbatas. Bahkan, sebagian besar dana untuk membuat mobil itu bersumber dari swadaya murid dan guru,” katanya.
Dijelaskan, pihaknya berencana membuat mobil itu lebih baik lagi. “Namun, kami butuh kerja sama dengan pabrikan mobil lainnya di Indonesia. Kami harap, Pemko Lhokseumawe nantinya bisa membantu akses kerja sama ke pabrikan seperti KIA, Toyota dan lain sebagainya. Sehingga, mobil ini bisa sekelas mobil Esemka Solo,” sebutnya.
Kini, pihaknya sedang merancang bodi mobil tersebut. Direncanakan bodi mobil itu dari bahan fiber glass. “Namun, bodinya belum selesai. Kami targetkan, selesai mobilnya dulu biar bisa dipamerkan. Bodinya bisa belakangan nanti,” sebut Deni.
Deni Muhtadi menyebutkan pihaknya sempat gagal dua kali dalam merakit mobil tersebut. Awalnya, mereka membuat mobil off road untuk satu orang penumpang. Tapi gagal, karena mobil yang dirakit oleh para siswanya itu tidak mampu mendaki bukit. “Setelah dua kali gagal, kini kami bisa membuat mobil. Ujicobanya langsung di sekolah kami dan mampu mendaki bukit,” ujar Deni bangga.(c46)