Pilkada Banda Aceh

Massa Tuntut Pilkada Ulang

Puluhan massa menamakan diri Gerakan Warga Peduli Pilkada Banda Aceh (Gempa) berunjukrasa ke Kantor KIP Banda Aceh

Editor: bakri
zoom-inlihat foto Massa Tuntut Pilkada Ulang
Gerakan warga peduli Pilkada Kota Banda Aceh berunjuk rasa di kantor KIP Kota Banda Aceh, Senin (16/4). SERAMBI/BUDI FATRIA
* Demo ke Kantor KIP Banda Aceh

BANDA ACEH - Puluhan massa menamakan diri Gerakan Warga Peduli Pilkada Banda Aceh (Gempa) berunjukrasa ke Kantor KIP Banda Aceh, Senin (16/4). Mereka menuntut KIP setempat menggelar ulang Pilkada Wali Kota/Wakil Wali Kota Banda Aceh, terutama kepada warga belum memilih. Mereka menilai pilkada 9 April 2012, penuh kecurangan terstruktur, sistemik, dan masif.

Puluhan massa yang datang dari arah lapangan Blangpadang tiba di Kantor KIP sekitar pukul 11.00 WIB. Mereka membawa berbagai spanduk berisi kritikan, terutama terhadap penyelenggara pemilu hingga ke bawah-bawah yang dinilai belum melaksanakan pilkada sebagaimana mestinya. Misalnya, jumlah warga memilih sesuai terdata dalam daftar pemilih tetap (DPT) hanya sekitar 50 persen.

“Hal ini bukan karena masyarakat tak mau mencoblos, tapi penyelenggara pilkada yang belum maksimal bekerja. Banyak warga tak mendapat undangan, tapi tercantum di DPT. Ketika ingin mencoblos dipersulit. Sedangkan di sebagian tempat seperti di Peuniti dan Kompleks Panteriek, ada satu pemilih mendapat dua undangan. Bahkan orang yang sudah meninggal juga dapat undangan memilih,” teriak Koordinator Aksi, Mustafa Ali.

Menurut Mustafa, karena lemahnya pengawasan penyelenggara pilkada sehingga dalam masa tenang saja, masih ada yang berkampanye dengan membagikan jilbab di Kompleks Panteriek, tapi syaratnya harus mencoblos kandidat tertentu.

Mustafa menyebutkan, di antara pelanggaran lainnya banyak keuchik (kepala desa) berkampanye dan terlibat tim sukses kandidat tertentu, bahkan ada Keusyik juga merangkap Ketua KPPS di kampungnya. “Ada juga salah satu kandidat menempel atribut kampanyenya dalam bentuk surat suara bergambar KIP pada masa minggu tenang. Salah satu tim sukses juga berkampanye menggunakan mobil dinas,” timpal pengunjukrasa lainnya, Yanwar.

Kata Mustafa, berdasarkan pelanggaran itu, mereka menilai kecurangan pelaksanaan pilkada di Banda Aceh berlangsung terstruktur, sistemik, dan masif. Sehingga hasil pilkada tidak mencerminkan pilihan warga Banda Aceh. “Karena itu, kami menuntut KIP Banda Aceh melaksanakan ulang pilkada. Minimal kepada warga yang berhak, tapi belum memilih,” kata Mustafa.(sal/awi)   

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved