Pencurisn Ikan

Nelayan Desak Bobby Minta Maaf, Buntut Tertangkapnya Kapal Illegal Fishing Asal Sumut di Singkil 

Permohonan maaf ini sebagai bentuk tanggung jawab moral. Lantaran menurut GANAS Pemerintah Sumut

Penulis: Dede Rosadi | Editor: Ansari Hasyim
SERAMBINEWS/DEDE ROSADI
Ketua Gerakan Aliansi Nelayan Aceh Singkil (GANAS) Rahmi Yasir. 

Laporan Wartawan Serambi Indonesia Dede Rosadi l Aceh Singkil 

SERAMBINEWS.COM, SINGKIL - Gerakan Aliansi Nelayan Aceh Singkil (GANAS) mendesak Gubernur Sumatera Utara Bobby Nasution dan Bupati Tapanuli Tengah Masinton Pasaribu meminta maaf kepada nelayan Aceh Singkil.

Lantaran dinilai luput mengawasi  nelayannya melakukan praktek ilegal fishing (pukat harimau) di perairan Aceh Singkil

Permohonan maaf ini sebagai bentuk tanggung jawab moral. Lantaran menurut GANAS Pemerintah Sumut dan Tapanuli Tengah selama ini telah menyatakan akan memberantas praktek ilegal fishing.

Akan tetapi nyatanya nelayan Tapanuli Tengah, disinyalir tetap melakukan hal tersebut dan ironisnya terjadi di wilayah perairan Aceh. 

"Jangan hanya pandai menertibkan urusan plat BK dan BL saja," kata Ketua GANAS Rahmi Yasir, Minggu (12/0/2025).

Pernyataan Rahmi Yasir tersebut, merupakan respon atas tertangkapnya kapal asal Tapanuli Tengah, yang disinyalir melakukan praktek illegal fishing di perairan Aceh Singkil, oleh Satpol Airud Polres Aceh Singkil, Jumat (10/10/2025).

Yasir atas nama nelayan sampaikan apresiasi atas tertangkapnya kapal asal Tapanuli Tengah. 

"Kami mengutuk keras praktek ilegal fishing  yang dilakukan oleh oknum pengusaha dari Sumatera Utara khususnya Tapanuli tengah di perairan laut Aceh Singkil," kata Yasir. 

GANAS meminta pembangunan pos pantau di pulau eks sengketa Aceh dengan Sumatera Utara, yaitu Pulau Panjang di Kecamatan Singkil Utara, segera dilakukan.

Pembangunan pos pantau tersebut untuk mencegah masuknya kapal luar daerah yang melakukan praktek illegal fishing.

"Dalam pengamatan kami bupati Aceh Singkil pada setiap kesempatan selalu menyatakan akan membangun pos pantau terpadu, namun nyatanya sampai saat ini hal tersebut belum jua terealisasi," ujarnya.(*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved