LIBaS

Memasarkan Produk

MEMILIKI produk yang siap dipasarkan tetapi tidak disertai dengan strategi dalam memasarkan atau cara menjual produk tersebut sama saja

Editor: bakri
zoom-inlihat foto Memasarkan Produk
Suparno, Founder Ayam Lepaas
MEMILIKI produk yang siap dipasarkan tetapi tidak disertai dengan strategi dalam memasarkan atau cara menjual produk tersebut sama saja menghamburkan uang produksi, sementara barangnya tak dapat dijual bahkan sama sekali tak menarik minat konsumen.

Lalu apa yang mesti Kita lakukan untuk memasarkan produk yang dimiliki agar bisa bersaing di pasar? Punya keahlian masak, resep yang enak saja tentu tidak cukup sebab ada kompetisi yang harus dihadapi di pasar nyata setiap harinya. Jika pilihan produk Kita pada jenis masakan ayam, tentu ada menu ayam dalam berbagai varian di sekitar kita seperti ayam goreng, bakar, dan banyak ayam lainnya. Dalam kondisi seperti ini, pemasaran model apa agar masakan ayam yang kita jual diminati banyak orang?

Mari Kita ambil sebuah ilustrasi, orang makan itu biasanya ingin cepat dan praktis. Jika kita sajikan banyak menu pada daftar kuliner kita, apakah keinginan pembeli tadi bisa kita beri jalan keluarnya? atau jangan-jangan calon pembeli keluar (pergi) sebelum menu yang diminta selesai kita masak. Ini bisa terjadi jika kita sediakan banyak menu. Apalagi misalnya, lokasi tempat bisnis berada pada lingkungan ramai dengan akses hilir mudik orang yang super sibuk.

Jika anda mengandalkan ayam yang akan dijual di mall-mall besar di pusat belanja, ingat di sana sudah pasti ada merek-merek besar dunia yang nangkring menjual ayam olahannya. Jangan coba masuk jika ayam kita tak memiliki keunikan produk. Memaksa bersaing dengan produk apa adanya? tentu akan dilibas mereka yang punya merek terkenal.

Untuk itu perlu satu cara, yakni fokus pada varian tertentu. Memilih kuliner ayam, misalnya, fokuslah pada jenis ayam goreng dengan satu atau dua pilihan sambal. Fokus memasarkan itu, terus, dan terus hingga branding dagang kita dapat dikenali justru hanya dari kesederhanaan produknya yang memiliki keunikan.

Begitu juga, hal serupa berlaku pada bisnis berkelas semisal kendaraan mobil. Fungsi mobil itu sama, tetapi pabrik-pabrik mobil terkenal di dunia mulai konsen pada varian-varian tertentu yang lebih spesifik membidik kelas dan terus mengedukasi para pembeli dengan mobil yang diciptakannya. Mereka terus konsen pada kebutuhan pasar dengan terus membaca dan menciptakan kebutuhan pasar.

Jadi, menjual produk itu perlu konsen pada hal-hal mikro, hal kecil yang menjadi kebutuhan inti yang diinginkan pembeli. Praktis dan ekonomis tentunya. Dalam kaitan itu, patut kiranya Kita menghayati Firman Allah Swt: “Maka apabila engkau telah selesai (dari suatu urusan), tetaplah bekerja keras (untuk urusan yang lain)” (QS, Al Insyirah:7).

Nah, saat sukses telah diraih dalam memasarkan satu produk, maka silakan berpindah pada produk baru berikutnya dan kembalilah ciptakan keunikan dari produk baru yang akan kita jual. (*)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved