LIBaS
Style
PENDUDUK bumi tiba-tiba terkejut dengan kehadiran Psy atau Psycho yang meledak lewat Gangnam Style. Videonya langsung melejit hadir di hampir
Video Gangnam Style ditonton lebih dari 50 juta kali, anak kecil, remaja, tua muda dibuat keranjingan dengan lagu ini. Sukses Gangnam Style-sebenarnya-bermula dari kondisi warga setempat di Gangnam, sebuah kawasan borjuis di Korea Selatan. Psy hadir dengan sindiran atau satir atas gaya hidup yang sedang berlangsung di tempatnya tinggal.
Psy sukses menggebrak pasar dunia justru dari hal-hal kecil, sederhana, nyeleneh, dan bahkan dianggap kampungan. Psy bernyanyi seperti kebanyakan orang, namun ia sukses menjadikan style baru di dunia hiburan dan menjadi gaya hidup anak muda saat ini. Sukses Gangnam Style bisa juga Kita jadikan pelajaran dalam berbisnis.
Di sekitar Kita, sepeda ontel yang dulu dianggap kuno telah menjadi style orang-orang berduit. Seperti sederhananya Gangnam Style, sepeda ontel juga telah menyedot perhatian orang sehingga banyak yang ingin memilikinya.
Contoh berikut juga bisa Kita jadikan pijakan awal untuk membangun style dalam bisnis. Tentu, Kita masih ingat pertengahan tahun 90-an di mana bisnis warung telepon (wartel) menjadi bisnis paling menjanjikan dan banyak orang berinvestasi di bisnis ini. Namun, bisnis tersebut tak mampu bertahan lama dan jika pun saat ini ada orang menelepon ke wartel, Kita sudah bisa berteriak, “Apa kata dunia!”
Namun, meski wartel tak lagi menjadi bisnis menarik, tetapi orang masih harus tetap berkomunikasi. Nah, di sinilah kemudian para produsen handphone mengubah cara orang berkomunikasi dengan alat yang dipakainya.
Dulu Kita tak pernah bermimpi akan memiliki handphone di saat pertama kali dikenalkan. Selain harganya mahal, untuk kartu perdananya saja kita harus merogoh uang banyak. Tetapi, para produsen handphone kemudian mengubah style memasarkan produknya.
Mereka menggarap pasar rakyat, siapa saja, di mana saja dan dalam keadaan sesulit apa pun akhirnya orang bisa memiliki handphone yang tetap setia melayani manusia berkomunikasi dengan yang lainnya.
Nah, jika produk Kita ingin tetap eksis sepanjang masa, meski kita tidak tahu apa yang akan terjadi ke depan tetapi pastikanlah bahwa produk yang kita pasarkan itu dibutuhkan orang di mana pun dan bahkan hingga kapan pun. Pemilik McDonald Richard dan Maurice McDonald pernah mengatakan, “Saya tidak tahu apa yang akan dimakan orang 30 tahun yang akan datang. Tapi saya pastikan mereka akan makan di McDonald,”.