LIBaS

Sederhana

BANYAK orang bertanya dan mencari banyak referensi terkait bagaimana memulai sebuah bisnis

Editor: bakri
zoom-inlihat foto Sederhana
Suparno, Founder Ayam Lepaas
BANYAK orang bertanya dan mencari banyak referensi terkait bagaimana memulai sebuah bisnis. Biasanya, jurus yang dicari adalah trik dan tips menjalaninya tanpa rintangan apa pun sehingga usaha yang ditekuni berjalan sempurna seperti yang diinginkan.

Pada proses pencarian ini, terkadang calon pebisnis mengurungkan niatnya saat menemukan sesuatu hal yang tak mungkin dijalani atau akan berakibat kegagalan pada bisnisnya. Takut rugi, tidak berhasil, dan tak kembali modal merupakan momok paling menakutkan saat seseorang masuk dalam dunia wirausaha. Padahal, terjun di dunia bisnis itu cukup sederhana, tidak rumit jika kita punya keberanian memulainya. Terlalu banyak berfikir, justru semakin merumitkan jalan Kita.

Memulai berbisnis, pada bidang apa pun, sama halnya ketika Kita mulai meniti karir. Karir, merupakan awal melangkah dalam setiap gerak kehidupan Kita. Pada jenjang pendidikan dasar misalnya, Kita melangkah mulai dari taman kanak-kanak dan sekolah dasar di mana pada jenjang ini Kita merasakan sesuatu di luar kewajaran peralihan dunia bermain ke dunia pendidikan.

Saat masuk sekolah dasar, Kita merasa gelisah, was-was, atau mendapati sesuatu yang tidak biasanya. Bertemu teman sekelas yang bandel, suka mengganggu, dan banyak suasana lain yang sebelumnya tidak Kita temukan dalam pergaulan sebelumnya di rumah Kita. Tetapi kondisi tersebut tidak berlangsung lama, perlahan menjadi biasa, dan kita merasa lebih baik dari sebelumnya.

Selain ilustrasi di atas, memulai bisnis juga bisa kita umpamakan dari bagaimana cara belajar berenang. Banyak teori dalam buku berenang, gaya, dan model yang bisa dilakukan untuk selamat ketika kita berada di air. Namun, membaca teorinya saja tidak akan menjadikan Kita pandai berenang jika Kita tak memulainya dengan pekerjaan yang cukup sederhana yakni langsung “menyeburkan” diri ke air.

Saat berada di daratan, Kita takut tenggelam di awal belajar berenang, semua orang merasakan itu. Kita masih was-was. Mental Kita masih mental daratan (outsider) yang berharap kaki kita berpijak sempurna ke bumi. Namun, saat sudah nyebur di air perlahan mental daratan itu sirna, Kita mulai bergerak seirama dengan riak dan gelombang air.

Berbisnis pun demikian. Saat mental Kita adalah mental penakut, tak berani terjun langsung, jangan harap Kita menjadi pebisnis kawakan. Lakukanlah! kegiatan bisnis itu apa pun bentuknya dan dengan modal seberapa pun adanya sehingga Kita akan terbiasa menjadi bagian dari para pebisnis yang terus menerus menyempurnakan kekurangan menuju kesuksesan berbisnis.

Nah, dengan cara seperti itu, menyederhanakan fikir dan gerak dengan langsung terjun berniaga maka kegiatan bisnis itu akan menjadi biasa dalam keseharian Kita.

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved