Serambi Property

Investor Property Enggan Masuk Aceh

Para investor property nasional masih enggan masuk ke Provinsi Aceh untuk membangun perumahan berskala besar plus fasilitas serba

Editor: bakri
* Wait and See Situasi

BANDA ACEH - Para investor property nasional masih enggan masuk ke Provinsi Aceh untuk membangun perumahan berskala besar plus fasilitas serba lengkap. Kondisi pasar yang masih kecil dan belum adanya jaminan keamanan telah menjadi penyebab pemain property nasional tidak berniat masuk ke Aceh.

Hal itu diungkapkan Wakil Ketua REI Aceh, H Hanansyah SE, Kamis (13/6/2013). Dia mengakui telah menemui sejumlah pengusaha property nasional di Jakarta dengan harapan dapat menarik modal masuk ke Aceh, sehingga dunia usaha di Aceh dapat tumbuh pesat, tanpa perlu terlalu bergantung pada perputaran proyek dari pemerintahan Aceh.

“Dalam kondisi saat ini, masuknya para investor nasional atau juga asing, bukan hanya sektor property tetapi juga lainnya sangat dibutuhkan,” jelasnya. Hanansyah menyatakan para investor bidang property masih melihat kondisi Aceh sampai benar-benar kondusif, seperti tidak adanya lagi aksi kriminal bersenjata.

Dia menegaskan para investor nasional masih sangat ragu masuk Aceh untuk saat ini. “Para investor masih wait dan see (menunggu dan melihat) situasi dan kondisi Aceh, sehingga keraguan mereka masih tinggi,” ujarnya.

Dia berharap, Pemerintah Aceh mampu mengatasi permasalahan kondisi keamanan di Aceh melalui dukungan semua pihak. “Insya Allah, Pemerintah Aceh mampu mengatasi masalah itu, sehingga keengganan investor property masuk Aceh akan pudar dengan sendirinya,” ujarnya.

Direktur PT Sultan Jaya Group ini juga menyinggung tentang kondisi perekonomian Aceh yang dinilainya berjalan lamban. Dia mencontohkan, daya beli rumah di Aceh juga mulai menurun, seiring proyek-proyek pemerintah Aceh banyak yang belum berjalan.

“Sudah saatnya pemerintah Aceh memfokuskan pembangunan sektor industri, bukan hanya menggali hasil bumi, kemudian diangkut ke luar Aceh, bahkan luar negeri,” katanya. Dia menjelaskan, jika industri tumbuh dengan baik di Aceh, bukan hanya sektor property, tetapi juga lainnya, maka rakyat Aceh tidak akan bergantung lagi pada APBA.

Dia juga menyinggung sektor perbankan yang belum sepenuhnya memihak para calon pembeli rumah melalui KPR. Dia mencontohkan, salah seorang pembeli rumahnya ditolak bank, karena dari kalangan non-PNS. “Perbankan masih enggan membiayai KPR untuk pembeli non-PNS,” ujarnya, tanpa menyebutkan nama bank yang menolak memberi KPR tersebut.(muh)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved