LIBaS
Lalai
RAMADHAN adalah bulan peningkatan setiap aktivitas amalam manusia. Di bulan ini yang sunnah naik derajat
RAMADHAN adalah bulan peningkatan setiap aktivitas amalam manusia. Di bulan ini yang sunnah naik derajat pahalanya menjadi wajib dan umat Islam dianjurkan tidak lalai dalam beribadah di bulan penuh berkah ini.
Jika pada bulan lain di luar Ramadhan, manusia masih bisa lalai dalam beribadah, maka Ramadhan memberikan ekstra pahala agar kelalaian dalam beribadah bisa diubah pada bulan mulia ini. Allah Swt memberikan pahala berkali lipat untuk merangsang umat Islam agar tidak lagi berleha-leha mengerjakan amalan kebaikan.
Wajar kiranya jika bulan ini dinamakan juga bulan tarbiyah atau bulan pendidikan dan pelatihan bagi mereka yang terbiasa lalai, tidak hati-hati, dan alfa menunaikan kewajibannya sebagai manusia.
Lalai beribadah di bulan Ramadhan maka sia-sialah puasa yang kita kerjakan seharian penuh. Hanya mendapat haus dan dahaga saja, sementara puasanya tidak sampai kepada Allah Swt.
Ramadhan mengajarkan kita berkomitmen pada waktu dan hanya inilah yang akan menjadi terapi bagi orang-orang yang biasa berbuat lalai dalam beribadah. Untuk itulah Ramadhan ini juga dimaknai sebagai bulan pelatihan, melatih agar manusia tidak lalai terhadap waktu.
Begitu juga dengan hidup kita di luar konteks Ramadhan sebagai bulan pelatihan. Manakala kita lalai atau melalaikan diri dengan keadaan, maka tunggulah saat kehancuran itu tiba. Para pemuda yang lalai akan masa mudanya, maka lihatlah kehancuran di masa depannya.
Para suami yang lalai membangun rumah tangga, maka tunggulah ledakan masalah demi masalah segera menghampiri kehidupannya.
Lalai itu berarti menunda, tidak hati-hati dan tidak mengindahkan segala pertanda akan suatu masalah di kemudian hari. Orang lalai, biasanya akan menunda persoalan kecil hingga tiba- tiba ia akan terkejut manakala soalan itu menjadi besar dan tak mampu lagi untuk diselesaikan.
Kerusakan kecil pada kendaraan bermotor, misalnya, kita cenderung abai dan menunda untuk memperbaikinya dengan alasan dapat diperbaiki bersama kerusakan besar lainnya. Pada debu dan kotoran sisa hujan, kita juga cenderung lalai dan menunda membersihkannya hingga benar-benar kotor. Apalagi cuaca yang tidak menentu, sehari hujan sehari tidak. Tetapi kita akan terkejut saat karat telah menggerogoti sebagian dari bagian bawah kendaraan kita. Jika sudah demikian, masalah tidak kecil, justru semakin besar dan kita akan panik!
Setiap satu kelalaian yang kita perbuat, maka hakikatnya kita sedang merakit gerbong panjang yang semakin membebani kita di kemudian hari. Tiba-tiba semua persoalan semakin besar dan kita akan terkejut, apalagi usia kita sudah semakin tua dan tak mampu berbuat banyak.
Mari belajar kembali untuk berkomitmen pada sisa kehidupan kita saat ini untuk tidak lalai dan melalaikan diri dalam setiap persoalan yang sesungguhnya bisa mengantar kita kepada kesuksesan. Ramadhan adalah satu cara latihan kita untuk kembali belajar berkomitmen membuka pintu-pintu keberhasilan di masa yang akan dalam.
Allah Swt telah mengingatkan kita untuk tidak lalai, karena kita diciptakan bukan karena kebetulan dan main-main, tetapi akan diminta kembali pertanggungjawabannya kelak. “Maka apakah kamu mengira bahwa sesungguhnya Kami menciptakan kamu secara main-main saja, dan bahwa kami tidak akan dikembalikan kepada kami?” (QS. Al Mukminun [23] : 115)