Bendera Aceh

Kasad: Sesuaikan Bendera Aceh

Kepala Staf Angkatan Darat (Kasad), Jenderal TNI Moeldoko menyarankan agar bendera Aceh disesuaikan

Editor: bakri
SERAMBI/M ANSHAR
Wakil Gubernur Aceh, Muzakir Manaf menyematkan kupiah meuketop kepada Kasad, Jenderal TNI Moeldoko yang didampingi istri di Pendopo Gubernur Aceh, Kamis (1/8). 

* Disampaikan di Depan Wagub

BANDA ACEH - Kepala Staf Angkatan Darat (Kasad), Jenderal TNI Moeldoko menyarankan agar bendera Aceh disesuaikan, namun begitu ia menyerahkan sepenuhnya pembahasan bendera sebagai lambang daerah ini kepada pemerintah pusat dan Pemerintah Aceh yang sudah diperpanjang lagi masa cooling down-nya hingga 31 Oktober 2013.

Kasad menyampaikan hal itu ketika menjawab wartawan di Pendapa Gubernur Aceh, Kamis (1/8) kemarin, seusai buka puasa bersama dengan Wagub Aceh Muzakir Manaf, Pangdam IM Mayjen TNI Zahari Siregar, unsur Muspida Plus Aceh, rombongan Kasad, dan pejabat TNI di Aceh.

“Kalau ditanya secara psikologi TNI soal bendera itu, saya rasa masih kurang pas. Harus ada penyesuaian lagi. Pada dasarnya, bendera itu boleh berkibar, asalkan sesuai MoU Helsinki. Tetapi saya ikut kebijakan pemerintah saja,” kata Kasad didampingi Wagub Muzakir Manaf dan Pangdam IM Mayjen TNI Zahari Siregar.

Kasad juga menjelaskan bahwa dirinya tidak memberi instruksi khusus kepada jajaran TNI di Aceh untuk menyikapi isu-isu bakal adanya pengibaran bendera Bintang Bulan pada 15 Agustus 2013 saat memperingati delapan tahun penandatanganan MoU Helsinki.

“Kami sudah percaya seperti disampaikan Pak Wagub tadi dalam sambutannya bahwa Pemerintah Aceh sudah meminta masyarakat untuk tidak mengibarkan bendera itu. Semoga semuanya memiliki pemahaman yang sama. Tetapi jika ada juga yang mengibarkan, maka Pak Pangdam sudah tahu sendiri cara menurunkannya dengan langkah persuasif,” ujar Kasad.

Menanggapi perkiraan masih adanya senjata api ilegal di Aceh sehingga dapat mengganggu perdamaian, jenderal bintang empat ini mengimbau warga yang masih menyimpan senpi ilegal untuk mengembalikannya kepada TNI/Polri. Jika tak dikembalikan dan senjata ilegal itu ditemukan, maka akan diproses secara hukum yang ancaman pidananya cukup berat. 

Sebelumnya, saat menyampaikan sambutan tanpa teks di hadapan Wagub Aceh dan unsur Muspida Aceh, Jenderal Moeldoko antara lain mengatakan, damai Aceh merupakan damai bersama seluruh masyarakat Indonesia. “Masyarakat luar juga berharap apa yang sudah terjadi dulu di Aceh, jangan pernah terjadi lagi,” kata Moeldoko.

Karena itu, ia minta Pemerintah Aceh bekerja sama dengan TNI/Polri untuk sama-sama membangun Aceh yang saat ini sudah damai agar selalu damai dan rakyatnya sejahtera.

Seusai sambutan Kasad, menjelang berbuka puasa, acara dilanjutkan dengan ceramah agama disampaikan Ustaz Masrul Aidi. Seusai buka puasa, shalat Magrib, dan makan bersama di Pendapa Gubernur Aceh, Kasad dan rombongan bergerak ke Masjid Kodam IM untuk melaksanakan shalat tarawih.

Sedangkan hari ini, Jumat (2/8), jadwal Kasad dan rombongan adalah berkunjung ke kesatuan TNI Kodam IM di Japakeh dan Mata Ie, Aceh Besar.  

Kemarin, Kasad yang tiba di Bandara Internasional Sultan Iskandar Muda (SIM) Blangbintang, Aceh Besar pada siang menjelang sore, awalnya berkunjung dan menggelar pertemuan di Kodam IM. Sorenya Kasad berangkat ke Pendapa Gubernur Aceh yang disambut dengan upacara adat peusijuek. Pangdam bersama istri dipeusijuek oleh H Harun Keuchiek Leumiek dari Majelis Adat Aceh (MAA). (sal)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved