Sriwijaya Air Resmi Tutup Rute ke Aceh
Maskapai penerbangan Sriwijaya Air sejak 23 Oktober 2013 resmi menutup rute penerbangan ke Aceh
* Alami Penurunan Penumpang
* Biaya Terbang Terlalu Besar
BANDA ACEH - Maskapai penerbangan Sriwijaya Air sejak 23 Oktober 2013 resmi menutup rute penerbangan ke Aceh. Penutupan itu antara lain, dipengaruhi oleh turunnya jumlah penumpang dan besarnya biaya yang harus dikeluarkan tidak sebanding dengan pendapatan maskapai tersebut.
Demikian dikatakan District Manager Sriwijaya Air Aceh, Fajar Kirana, Senin (28/10) kemarin terkait berhentinya pelayanan terbang ke Aceh sejak sepekan yang lalu. Penjelasan itu, juga menanggapi keluhan dari Asosiasi Profesional Pariwisata (ASPI) Aceh dan sejumlah pelanggan lainnya.
Ia mengatakan, kebijakan maskapai penerbangan Sriwijaya Air yang menghentikan pelayanan penerbangan dari dan ke Aceh dinilai merupakan suatu kebijakan yang tepat. “Terhitung 23 Oktober sampai sekarang Sriwijaya Air berhenti terbang dari dan ke Aceh. Penghentian penerbangan ini sementara, namun kita tidak tahu sampai kapan berhentinya. Hal ini juga kebijakan manager pusat,” katanya.
Menurutnya, faktor utama menghentikan penerbangan ke Aceh lebih banyak ke faktor internal yang mempengaruhi maskapai ini sejak Agustus lalu. Selain itu, menurut dia, mulai beroperasinya Bandara Internasional Kuala Namu juga berpengaruh kepada menurunnya jumlah penumpang, termasuk bagi Sriwijaya Air.
“Karena airport yang pindah ke Kuala Namu membuat penumpang yang terbang sampai Medan lebih memilih jalur darat. Lagipula, bus sekarang semakin semangat membuka harga dan penawaran yang ekslusif bagi penumpang,” katanya.
Selain itu dijelaskan Fajar, pengeluaran biaya (cost) penerbangan yang harus ditanggung Sriwijaya Air ke Aceh terlalu besar jika dibandingkan dengan profit yang mereka dapatkan dari penumpang. Apalagi menurutnya, kurs dolar yang tinggi saat ini juga mempengaruhi harga bahan bakar pesawat yaitu aftur.
Misalnya saja, kata Fajar, untuk penerbangan rute Banda Aceh-Medan dan Banda Aceh-Jakarta dan rute penerbangan dari Banda Aceh ke daerah lainnya, pada bulan Agustus bulan lalu tercatat sebanyak 4.698 penumpang, sedangkan untuk September tercatat sebanyak 3.926 penumpang.
Saat ini, Sriwijaya Air sedang fokus memproses pengembalian uang pembelian tiket penumpang yang sudah memesan tiket dari Banda Aceh ke berbagai daerah lainnya, terhitung Oktober sampai Februari tahun depan.
Pihak Sriwijaya Air Aceh juga mengirimkan pesan kepada seluruh enumpang yang sudah memesan tiket untuk mengambil kembali uangnya di Kantor Sriwijaya Jalan T Imuem Lung Bata, Banda Aceh atau datang ke kantor Sriwijaya Air di seluruh Indonesia.
Bagi penumpang yang tidak sempat mengambil ke kantor, menurut Fajar, pihak Sriwijaya memberi kemudahan untuk mentransfer ke nomor rekening milik penumpang.
Meski demikian, District Manager Sriwijaya Aceh, Fajar Kirana kepada Serambi mengatakan, maskapai penerbangan itu masih membuka kantor mereka yang berada di Jalan T Imuem Lung Bata, Banda Aceh untuk transaksi penjualan tiket bagi penerbangan via Kuala Namu Medan.
“Kantor kita tetap buka untuk penjualan tiket penerbangan Sriwijaya via Kuala Namu Medan ke seluruh rute penerbangan, Jadi kita menjadi kantor perwakilan penjualan tiket saja tanpa pesawat masuk ke Aceh,” demikian Fajar Kirana. (ni)