Bitcoin Anjlok di Bawah Rp 1,67 Miliar, Ini Penyebabnya

Ini merupakan pertama kalinya sejak 23 Juni Bitcoin diperdagangkan di bawah 100.000 dollar AS.

Editor: Faisal Zamzami
thesun.co.uk
Bitcoin 

Ringkasan Berita:
  • Bitcoin pada Selasa (5/11/2025) waktu setmpat jatuh di bawah 100.000 dollar AS (sekitar Rp 1,67 miliar) untuk pertama kalinya dalam lebih dari empat bulan.
  • Aksi jual terjadi karena para pemegang kripto mulai menghindari aset berisiko 
  • Harga Bitcoin terakhir diperdagangkan turun 5 persen pada level 100.893 dollar AS (sekitar Rp 1,685 miliar)

 

SERAMBINEWS.COM, NEW YORK - Bitcoin pada Selasa (5/11/2025) waktu setmpat jatuh di bawah 100.000 dollar AS (sekitar Rp 1,67 miliar) untuk pertama kalinya dalam lebih dari empat bulan.

Aksi jual terjadi karena para pemegang kripto mulai menghindari aset berisiko di tengah meningkatnya kekhawatiran terhadap keberlanjutan valuasi saham yang melonjak tinggi akibat euforia perdagangan berbasis kecerdasan buatan (AI).

Harga Bitcoin terakhir diperdagangkan turun 5 persen pada level 100.893 dollar AS (sekitar Rp 1,685 miliar), setelah sempat menyentuh titik terendah harian di 99.966 dollar AS (sekitar Rp 1,669 miliar).

Ini merupakan pertama kalinya sejak 23 Juni Bitcoin diperdagangkan di bawah 100.000 dollar AS.

Sementara itu, Ether, mata uang kripto terbesar kedua berdasarkan kapitalisasi pasar, turun hampir 9 persen menjadi 3.275 dollar AS (sekitar Rp 54,7 juta).

Kripto-kripto utama seperti Bitcoin dan Ether menarik banyak investor yang sama dengan saham-saham AI, sehingga pergerakan kedua aset ini sering saling berkaitan ketika salah satunya melemah.

Indeks Nasdaq Composite, yang banyak berisi saham-saham AI, turun lebih dari 1 persen pada Selasa.

Investor menjual saham Palantir, perusahaan pengelola data berbasis AI, karena valuasinya dinilai terlalu tinggi meski hasil kinerja kuartalannya cukup solid.

“Bitcoin dan pasar kripto secara keseluruhan sedang kelelahan,” kata Haonan Li, pendiri platform stablecoin berbasis Ethereum Codex, kepada CNBC.

“Meskipun pertumbuhan stablecoin meningkat, volume aset dunia nyata naik, dan Bitcoin makin berperan sebagai penyimpan nilai institusional — pasar tampaknya tidak peduli. Kabar buruk sangat berdampak buruk bagi kripto saat ini… dan kabar baik hampir tidak berpengaruh.”

Baca juga: Pecah Rekor Jelang Tahun Baru, Harga Satu Bitcoin Nilainya Setara 1000 Gram Emas

Investor Ritel Tidak Banyak “Beli Saat Turun”

Analis Ed Engel dari Compass Point mengatakan investor individu tampaknya tidak banyak memanfaatkan momentum penurunan harga Bitcoin seperti pada siklus sebelumnya.

“Menjual dari pemegang jangka panjang adalah hal yang umum di pasar bullish, tetapi pembeli ritel di pasar spot tampak kurang aktif dibandingkan siklus sebelumnya,” tulis Engel dalam catatannya.

Menurut Engel, penurunan terbaru ini bisa menyeret harga Bitcoin lebih dalam ke zona merah dan menembus level psikologis 100.000 dollar AS, dengan risiko tambahan jika investor jangka pendek juga ikut panik menjual.

Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved