LIBaS
Haji dan Golf
IBADAH haji adalah puncak dari kesempurnaan Islam seseorang, rukun Islam yang kelima ini juga menjadi barometer baik atau tidaknya seseorang
IBADAH haji adalah puncak dari kesempurnaan Islam seseorang, rukun Islam yang kelima ini juga menjadi barometer baik atau tidaknya seseorang kelak sepulang beribadah dari tanah suci.
Mengapa demikian? mengapa ibadah haji yang menjadi titik pangkal kesempurnaan seorang muslim, tentu karena ibadah ini bermuara pada predikat haji mabrur yang dirindukan setiap orang. Ibadah ini juga unik dan penuh dengan batasan-batasan di mana hanya kita dan Allah Swt yang tahu, apakah kita melanggar aturan atau tidak selama masa ihram.
Saat memakai pakaian ihram, di situlah awal mula kita wajib taat atas batasan-batasan yang disyariatkan, seperti tidak boleh memotong rambut, tidak boleh bercumbu dengan istri, tidak boleh memotong kuku, membunuh, memakai wangi-wangian, dan sejumlah larangan lain yang disyariatkan. Ketika melanggar salah satu larangan itu, kita harus membayar denda atau dam. Dan setiap pelanggaran itu, hanya kita yang tahu dan harus mengakuinya. Tidak ada yang memantau apa yang kita lakukan selama haji, semua hanya kita yang tahu. Sempurna atau tidak, melanggar aturan atau tidak. Semuanya kembali kepada kita. Di sinilah letak kejujuran dalam beribadah.
Tempat untuk ibadah haji juga khusus, yakni di Makkah. Haji tidak boleh dilakukan di tempat lain. Seseorang bisa saja berbohong telah berangkat haji, padahal hanya jalan-jalan menghilang dari kampung. Ini bisa terjadi, sebab tidak ada orang yang mengabsen kita di sana di tanah suci dalam jutaan umat manusia. Di sinilah kejujuran diutamakan.
Apa hubungannya dengan olahraga golf? tulisan ini tidak sedang menyejajarkan golf dengan ibadah haji. Hanya ilustrasi, bahwa olahraga ini juga mengajarkan kejujuran. Golf dimainkan oleh kita sendiri atau tim. Lawan kita adalah kejujuran di lapangan. Pada olahraga ini, yang tahu melanggar atau tidak hanyalah pemainnya.
Misal, ketika bola jatuhnya ke pasir, kita tidak boleh mengambilnya dengan tangan tetapi harus dipukul hingga keluar dari jebakan pasir itu. Golf tidak bisa dilakukan di sebarang tempat, olahraga ini punya karakter tempat tersendiri. Lapangan golf juga tidak punya design baku, sebagaimana lapangan sepakbola.
Olahraga golf adalah permainan yang menjunjung tinggi persahabatan dan pergaulan. Dalam bermain pun, olahraga ini juga mengajarkan kita tidak menjadi seorang pemarah. Ketika pukulan gagal, jangan mengeluarkan kata-kata kotor dan membanting stick. Jangan berteriak-teriak jika gagal bermain, sebab orang lain juga sedang berkonsentrasi bermain golf di sekitar kita.
Sebagaimana aturan dalam haji, kita harus menahan emosi saat berdesak-desakan di tanah sucia. Begitu pun dengan olahraga golf, jika marah ketika kalah, hanya menurunkan reputasi kita sebagai pemain olahraga ini.
Kejujuran adalah point penting dalam dua ilustrasi di atas. Pelajaran ini adalah modal utama bagi para pebisnis, ia harus jujur dan mengakui setiap pelanggaran yang dilakukan dalam berniaga. Pebisnis yang ditegur karena pelanggaran etika misalnya, mengurangi sukatan, menjual barang palsu, dan memanipulasi harga biasanya tidak akan dipercaya dan sulit berkembang.
Kejujuran adalah modal utama, meski dalam berdagang hanya kita yang tahu. Namun jangan pernah mengabaikan prinsip ini, sebagaimana ibadah haji mengajarkan ini kepada kita semua.