Breaking News

Pilkada Subulussalam

Massa Bermalam di Kantor KIP

Puluhan warga rela menginap di bawah tenda darurat di depan Kantor Komisi Independen Pemilihan (KIP) Kota Subulussalam sejak Sabtu (2/11)

Editor: bakri
Aparat TNI Kodim 0109 Aceh Singkil berbincang dengan para pendemo yang menginap di depan Kantor Komisi Independen Pemilihan (KIP) Kota Subulussalam dengan menggunakan tenda darurat, Minggu (3/11). SERAMBI/KHALIDIN 

* Menunggu Pleno Hasil Pilkada

SUBULUSSALAM - Puluhan warga rela menginap di bawah tenda darurat di depan Kantor Komisi Independen Pemilihan (KIP) Kota Subulussalam sejak Sabtu (2/11) malam lalu. Warga yang merupakan gabungan pendukung dua pasangan calon wali kota/wakil wali Kota Subulussalam (Affan Alfian Bintang/Pianti Mala Pinem dan Asmauddin/Salihin Berutu) itu bertahan di lokasi sampai tuntutan mereka dipenuhi KIP setempat.

Massa bertahan di tempat itu, karena mereka tahu hari ini, Senin (4/11), merupakan hari pelaksanaan Rapat Pleno Terbuka Rekapitulasi Perolehan Suara Pilkada Subulussalam Tahun 2013. Jadi, peluang mereka untuk bertemu para komisioner yang sehari sebelumnya menghilang, hari ini terbuka lebar.

Amatan Serambi, para pendemo yang menginap di bawah tenda tadi malam tampak berinteraksi dan berbincang dengan aparat kepolisian dan TNI. Mereka bahkan minum kopi bareng. Pemandangan itu berbeda jauh dari kondisi satu hari sebelumnya saat bentrokan antara pengunjuk rasa dengan polisi, terjadi.

Pascabentrokan itu, sejumlah elemen masyarakat pendemo bertahan di depan kantor KIP setempat. Kantor yang berlokasi di Dusun Lae Terutung, Kecamatan Simpang Kiri itu berjarak sekitar 4 kilometer dari pusat Kota Subulussalam.

Di antara mereka ada yang mendirikan tenda darurat dan taratak di pekarangan kantor itu sebagai tempat menginap untuk melanjutkan demo hari ini. Agenda demo hari ini adalah mengawal rapat pleno terbuka KIP Subulussalam membahas dan menetapkan hasil rekapitulasi perolehan suara pilkada tahun ini.

Sebagaimana diberitakan sebelumnya, terjadi kericuhan di halaman luar Kantor KIP Subulussalam pada Sabtu (2/11) siang saat berlangsung aksi unjuk rasa pendukung kandidat wali kota/wakil wali Kota Subulussalam. Ratusan pengunjuk rasa terlibat aksi lempar dan dorong dengan petugas karena mereka terprovokasi sehingga empat warga dan satu polisi terluka kena timpukan batu.

Pelemparan batu ke arah polisi dan semprotan air dari mobil water canon ke arah demonstran  membuat suasana demo makin panas. Karena situasi kian memanas, polisi pun menyemprotkan air, termasuk menembakkan gas air mata untuk membubarkan massa yang mulai anarkis. Tak pelak korban luka-luka pun berjatuhan, baik dari pengunjuk rasa maupun pihak kepolisian.

Kapolres Aceh Singkil, AKBP Anang Triarsono kepada wartawan mengatakan, polisi memiliki alasan kuat melakukan tindakan tersebut, karena aksi massa sudah menjurus anarkis. “Mereka melemparkan batu ke petugas, sehingga polisi terpaksa melakukan tindakan represif. Malah akibat kericuhan ini, satu polisi jadi korban. Empat warga juga terluka,” terang Kapolres seraya mengatakan polisi merasa perlu meredam tindakan massa, karena suasana sudah sulit dikendalikan.

Minggu (3/11) kemarin sempat beredar rumor bahwa demonstrasi besar-besaran akan kembali terjadi pada siang hari. Namun, hingga pukul 16.00 WIB, Serambi yang turun ke lokasi tidak menemukan adanya penambahan massa, kecuali para demonstran yang bertahan sehari sebelumnya.

Hadimin Bancin (26), salah seorang pendemo yang menginap di bawah tenda depan Kantor KIP Subulussalam kepada Serambi menyatakan, aksi yang mereka lakukan itu sebagai wujud nyata dukungan terhadap pasangan calon wali kota/wakil wali kota Affan Alfian/Pianti Mala (AMAL).

Menurut Hadimin, dalam perjuangannya mereka tak mau main tanggung-tanggung, melainkan harus sampai tuntas. Hadimin pun menyatakan masih kuat untuk bertahan hingga rapat pleno KIP selesai. Hadimin bersama rekan-rekannya berjanji tidak akan pulang sebelum tuntutan mereka dikabulkan.

Ketika ditanyai apa yang menjadi tuntutannya, Hadimin menjawab, “Kami butuhkan sebuah pengakuan dari ketua KIP tentang kesalahan surat edaran pada malam pencoblosan yang diedar sebelum diplenokan.”

Surat edaran itu berisi pemberitahuan bahwa pemilih yang tidak terdaftar dalam DPT, DPS, DPSHP, DPSHP Akhir, dan DP4 dapat memberikan suara jika menunjukkan KTP dan KK yang masih berlaku.

Lebih jauh, Hadimin menjelaskan bahwa pada saat mendukung pasangan AMAL mereka siap kalah dan menang. Tapi, lanjut Hadimin, yang terjadi saat ini bukan persoalan tak legawanya, melainkan karena adanya kecuarangan yang diduga kuat sudah tersistem, sehingga mereka keberatan. “Ini semua demi AMAL. Kami mendukung dan berjuang untuk AMAL, tidak mau main tanggung. Memang kita siap kalah menang, tapi yang terjadi sekarang berbeda, sebab banyak kecurangan yang jelas-jelas terjadi. Itu sebab kami menuntut,” tegas Hadimin diamini pendemo lainnya, Lolo Tinambunan (27).

Halaman
12
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved