Super Ball
Berawal dari Obsesi Seorang Keuchik
NAMA SSB Champions FC Sigli, Pidie saat ini mungkin cukup familiar di kalangan pecinta si kulit bundar
NAMA SSB Champions FC Sigli, Pidie saat ini mungkin cukup familiar di kalangan pecinta si kulit bundar, khususnya level tim usia dini. Pasalnya, tim yang bermarkas di Stadion Kuta Asan Sigli tersebut cukup banyak menelurkan pemain-pemain handal yang kini banyak memperkuat klub-klub besar di Aceh, semisal PSAP Sigli.
Tapi, tak banyak yang tahu bagaimana terbentuknya sekolah sepakbola tersebut. Ternyata, cikal-bakal lahirnya Sekolah SepakBola (SSB) Champions FC Sigli itu berawal dari obsesi seorang Kepala Desa atau Keuchik Gampong Lampoh Lada, Kecamatan Pidie, Kabupaten Pidie, Armand yang sangat ingin berbuat sesuatu yang positif bagi kalangan remaja. Waktu itu tahun 2004, kebetulan saja Armand yang memiliki skill olah bola karena pernah memperkuat PSAP Sigli terinspirasi untuk mendirikan sebuah wadah untuk kalangan remaja berupa Sekolah Sepakbola (SSB). Hal ini dilakukan guna menghindari para pemuda dari kenakalan remaja dan terbebas dari pengaruh bahaya narkoba.
“Kebetulan, kala itu saya dan Ridwandi Abbas baru selesai mengikuti kursus pelatih. Jadi, untuk mengasah ilmu yang sudah kami dapat di kursus, setiap sore kami menggelar latihan di Stadion Kuta Asan, Sigli. Di sela-sela istirahat latihan, terbesitlah inspirasi untuk mendirikan SSB Champion, kala itu tahun 2004 lalu,” cerita Armand SH yang kini menjabat sebagai Direktur Teknis SSB Champions FC.
Dalam asumsinya kala itu, Armand berani membentuk SSB karena yakin akan mendapat dukungan penuh dari tokoh-tokoh pecinta sepakbola seperti Kompol Nazaruddin SH MM MH. Perkiraan Pak Keuchik Lampoh Lada ini rupanya mencoer, karena terbukti Kompol Nazaruddin sangat mendukung, dan bersama mantan pemain Persiraja, Dahlan Jalil turut memberikan inspirasi untuk mewujudkan hadirnya sebuah wadah pembinaan bagi kalangan remaja tanggung guna diasah talenta olah bola kakinya.
Tertabalkannya nama Champions, rupanya tak lepas dari sokongan penuh Toko Champions Sport dalam kelangsungan SSB yang baru terbentuk itu. Sang donatur ini selalu menyiapkan segala kebutuhan latihan dan pertandingan. “Maka, akmi akhirnya menyepakati untuk memberia nama SSB yang baru kami bentuk itu dengan nama Champions FC,” ujar Armand.
Dalam kurun dua tahun, pertumbuhan SSB Champions cukup pesat. Bahkan, Champions mampu menjadi pionir dan rujukan bagi pembentukan SSB-SSB yang lain. Alhasil, animo kalangan orang tua untuk mendaftarkan anak-anak usia dininya yang berumur mulai 10 sampai 16 tahun ke SSB Champions pun sangat tinggi.
“Tak heran, hingga saat ini telah terbentuk empat tim dari pengembangan SSB Champions FC yaitu, Tunas Muda Champions, Muda Champions, Boca Champions A, dan Boca Champions B. Keempat tim ini menjalani latihan rutin selama satu pekan dengan masing-masing tim menjalani latihan dua hari yang bertempat di Stadion Kuta Asan,” pungkas Armand.(c43)