Azharuddin Rumuskan Skor Penanganan Nyeri Pinggang

Dr dr Azharuddin, SpOT (K)Spine, FICS berhasil mempertahankan hasil penelitian untuk disertasinya tentang terapi konservatif menggunakan rumus

Editor: bakri
Dr dr Azharuddin, SpOT (K) Spine, FICS, Kamis (27/2) dinyatakan lulus cumlaude pada Ujian Terbuka Program Doktor di Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada (UGM). Ia berhasil mempertahankan hasil penelitiannya yang merumuskan Skor Prediksi Klinis Terhadap Keberhasilan Terapi Konservatif Hernia Nukleus Pulposus Lumbal (HNPL).SERAMBI/ARIF RAMDAN 

* Lulus Cum Laude di UGM

YOGYAKARTA - Dr dr Azharuddin, SpOT (K)Spine, FICS berhasil mempertahankan hasil penelitian untuk disertasinya tentang terapi konservatif menggunakan rumus “skor prediksi klinis” bagi penderita nyeri tulang punggung bawah (Hernia nukleus pulposus lumbalis) atau sakit pinggang karena saraf terjepit.

Lelaki kelahiran Sigli, Pidie, 2 Mei 1962 ini, Kamis (27/2) kemarin dinyatakan lulus dengan pujian (cum laude) pada ujian terbuka pada Program Doktor Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta.

Ujian terbuka yang dipimpin Ketua Tim Penguji, Prof Dr dr Adi Utarini MSc MPH itu, dimulai pukul 10.10 WIB dengan menghadirkan tujuh penguji. Yakni, Prof Dr dr Teguh Aryandono SpB(K) sebagai promotor, Dr dr Rahadyan Magestari SpOT(K), Prof dr Iwan Dwiprahasto MMed, Prof dr Arif Faisal SpRad(K), Prof Dr dr Hari Kusnanto SU, Prof Dr dr Sri Sutarni SpS(K), dan Dr dr Agus Hadian Rahim SpOT(K)

Di ruang ujian juga hadir keluarga, kolega, dan sejumlah dokter dari Rumah Sakit Umum dr Zainoel Abidin (RSUZA) dan Fakultas Kedokteran Universitas Syiah Kuala (FK Unsyiah). Para tamu undangan bertepuk tangan meriah, saat ketua tim penguji menyatakan Azharuddin lulus cum laude dan tercatat sebagai doktor lulusan ke-2.181 dari UGM.

Dr Azharuddin yang juga dikenal sebagai ahli orthopedi di Aceh dengan sempurna menjawab semua pertanyaan yang diajukan para penguji. Dosen FK Unsyiah ini dengan lancar dan meyakinkan memaparkan hasil penelitian yang ia lakukan pada sejumlah pasien di Aceh yang penderita nyeri punggung bawah.

Skor Prediksi Klinis (SPK) yang dirumuskan Azharuddin dari penelitiannya itu sangat bermanfaat, karena dapat membantu para dokter menentukan penatalaksanaan pada penderita nyeri punggung saat pertama kali berobat. SPK pada terapi konservatif yang dibuat Azharuddin memudahkan para pasien penderita untuk menjalani pengobatan dari keluhan penyakitnya.

“Skor ini bisa dipakai oleh siapa saja, para dokter umum, termasuk para petugas yang bekerja di puskesmas,” ujarnya menjawab penguji.

SPK terapi konservatif yang dihasilkan Azharuddin, dapat membantu para penderita nyeri tulang punggung bawah untuk kembali sembuh dan dapat beraktivitas setelah mendapati terapi konservatif dengan prediksi klinis yang tepat.

“Jika sudah dibuat keputusan pasien harus menjalani operasi ketika pengobatan secara konservatif gagal, maka disarankan untuk memberikan informasi yang tepat terhadap pasien secara realistis, sehingga pasien mengetahui harapan apa yang masih mungkin dicapai terhadap penyakitnya,” kata pria yang murah senyum ini.

Menurutnya, saat ini pasien sangat mudah untuk mendapat informasi tambahan, seperti pendapat kedua (second opinion) melalui internet, dokter lain, penanggung jawab biaya, asuransi kesehatan, dan sebagainya. “Oleh karenanya perlu kehati-hatian dalam memberikan saran, hendaklah yang berdasarkan bukti ilmiah,” ujarnya.

Azharuddin menjelaskan, jika berdasarkan hasil skor pasien HNPL antara skor 0-5, maka dapat ditangani oleh paraklinis, baik bedah maupun nonbedah dan umumnya tak perlu dirujuk dengan kemungkinan besar akan berhasil secara terapi konservatif.

Tapi, penderita yang punya skor 6-10, kata Azhar, dapat dirujuk ke rumah sakit yang mempunyai fasilitas lebih lengkap dan tersedia ahli bedah tulang belakang atau bedah saraf maupun dokter ahli lainnya.

Penelitian Azharuddin berlangsung sejak Juni 2010 sampai April 2012 di RSUZA dan rumah sakit swasta Banda Aceh. Periode penelitian yang dilakukan terhadap 171 pasien Hernia nukleus pulposus lumbalis (HNPL) itu, menurutnya, semua mendapat terapi konservatif.

 Buku kecil habis
Sementara itu, buku kecil hasil penelitian Azharuddin sebanyak 150 eksemplar pada ujian terbuka tersebut habis dibagikan kepada para undangan. Sejumlah dokter ahli bedah orthopaedi dari RS Soetomo, RS Hasan Sadikin, dan RS Sarjito juga hadir dalam ujian terbuka itu memberikan apresiasi bahkan cukup tertarik pada buku hasil penelitian yang baru dicetak terbatas tersebut.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved