Penembakan di Aceh

PNA Desak Menko Polhukam dan Kapolri Turun Tangan

Duka mendalam kembali meliputi para pengurus, kader, dan simpatisan Partai Nasional Aceh (PNA)

Editor: bakri

BANDA ACEH - Duka mendalam kembali meliputi para pengurus, kader, dan simpatisan Partai Nasional Aceh (PNA). Pemberondongan terhadap Faisal SE caleg PNA untuk DPRK Aceh Selatan, menambah daftar jumlah korban jiwa menjelang Pemilu 2014. Pimpinan Pusat PNA meminta Presiden SBY, Menko Polhukam, dan Kapolri untuk ikut peduli dengan situasi terkini di Aceh.

“Kami meminta agar Presiden Republik Indonesia, Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) dan Kapolri untuk turun tangan menangani kekerasan demi kekerasan yang terjadi kalau ingin perdamaian di Aceh tetap terjaga,” demikian salah satu isi rilis DPP PNA, Senin (3/3). 

Dalam siaran pers itu, Ketua Umum DPP PNA, Irwansyah (Teungku Muksalmina) dan Sekjen PNA Muharram Idris mengatakan, Faisal diberondong dengan 46 tembakan menggunakan senjata api jenis M16 kaliber 5.56 mm di kawasan Gunong Seumancang, Desa Ladang Tuha, Kecamatan Meukek, Aceh Selatan.

“PNA memandang bahwa pembunuhan terhadap Faisal dilakukan dengan sangat terencana dan sistematis. Menurut cerita keluarga, hari Minggu kemarin (2 Maret), korban kedatangan tamu yang tidak dikenal oleh pihak keluarga dan sesaat sebelum kejadian korban menerima telepon gelap yang meminta almarhum untuk segera kembali ke Sawang,” kata Muksalmina.

Mantan juru bicara GAM ini menambahkan, korban merupakan caleg PNA yang berasal dari wiraswasta, pendiam, dan sangat sopan, sehingga dipastikan tidak memiliki musuh. “Faisal juga bukan mantan kombatan. Almarhum dikenal sangat dekat dengan masyarakat dan mempunyai basis dan dukungan yang kuat di Kecamatan Sawang,” kata dia. 

Ia menyatakan, tindakan pembunuhan Faisal ini merupakan bukti kepanikan yang melanda kelompok yang memusuhi PNA. “Penghilangan nyawa Faisal tentu dimaksudkan untuk meneror caleg dan kader PNA, karena kelompok yang memusuhi PNA merasa tidak nyaman dan terancam dengan dukungan masyarakat kepada PNA yang semakin kuat dan masif di kawasan pantai barat selatan,” ujarnya.

Irwansyah menyatakan, pembunuhan atas Faisal dan pembunuhan lainnya yang menimpa kader dan caleg PNA adalah kejahatan yang luar biasa, tidak bisa diselesaikan dengan prosedur normal biasa. Ini adalah teror yang merongrong negara dan kenyamanan masyarakat.

“Kepada seluruh pengurus dan kader PNA kami ingatkan untuk tetap mengedepankan hukum dalam segala tindakan, namun jangan lengah dalam membela diri dan masyarakat. Kader dan pengurus PNA harus membantu tugas-tugas polisi dalam menangkap pelaku kekerasan di Aceh,” demikian Irwansyah.(nal)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved