Serambi MIHRAB

Ulama Mesir Berbagi Kiat Terapkan Syariat di Aceh

ULAMA asal Mesir, Abu Mu’adz Muhammad Abdul Hayy Uwainah Al-Mishriy, unsur pemerintahan dan pihak-pihak terkait

Editor: bakri
zoom-inlihat foto Ulama Mesir Berbagi Kiat Terapkan Syariat di Aceh
ULAMA asal Mesir, Abu Mu adz Muhammad Abdul Hayy Uwainah Al-Mishriy, mengisi pengajian pada acara peringatan Israk Mikraj yang dilaksanakan oleh Kaukus Wartawan Peduli Syariat Islam (KWPSI), di Rumoh Aceh Kopi Luwak, Jeulingke Banda Aceh, Rabu (28/5) malam. SERAMBI/ZAINAL ARIFIN

ULAMA asal Mesir, Abu Mu’adz Muhammad Abdul Hayy Uwainah Al-Mishriy, unsur pemerintahan dan pihak-pihak terkait dengan pelaksanaan syariat Islam di Aceh, perlu bekerja keras dan lebih serius dalam menerapkan hukum syariat secara kaffah (menyeluruh) di Aceh. Hal utama yang harus dilakukan oleh pemerintah adalah menggencarkan sosialisasi dan diskusi-diskusi tentang keutamaan hukum Allah bagi kemaslahatan hidup manusia.

Hal itu disampaikan Abu Mu’adz Muhammad dalam acara peringatan Israk Mikraj yang dilaksanakan Kaukus Wartawan Peduli Syariat Islam (KWPSI) di Rumoh Aceh Kopi Luwak, Jeulingke, Banda Aceh, Rabu (28/5) malam. Abu Mu’adz berbicara dalam Bahasa Arab, didampingi oleh Ustaz H Muakhir Zakaria MA, mantan ketua Keluarga Mahasiswa Aceh (KMA) di Mesir yang berperan sebagai penerjemah, serta Ustaz Zul Anshary Lc, Direktur Dayah Baitul Arqam, Sibreh, Aceh Besar, sebagai moderator.

“Kaum muslim di berbagai belahan dunia, telah lama sekali hidup dalam paham westernisasi, sehingga umat Islam sekarang ini merasa penerapan syariat Islam dalam kehidupan dianggap tidak penting. Fenomena ini terjadi di hampir semua belahan dunia, termasuk di Aceh. Makanya saya mengatakan pentingnya mempersiapkan masyarakat, agar penerapan syariat Islam berjalan lancar,” kata Abu Mua’dz. 

Ini adalah kali kedua Abu Mu’adz tampil pada pengajian rutin KWPSI, di Rumoh Aceh. Dalam kesempatan ini, pengajar Dayah Darul Ihsan Krueng Kale, Aceh Besar, juga berpamitan karena akan kembali ke negara asalnya Mesir, menyusul tidak keluarnya izin tinggal Abu Mu’adz di Aceh.

Dalam kesempatan pengajian rutin KWPSI yang dirangkai dengan peringatan Israk Mikraj Nabi Muhammad SAW, Abu Mu’adz mengatakan, setidaknya ada delapan hal yang harus dilakukan oleh Pemerintah Aceh, jika ingin melaksanakan Syariat Islam secara kaffah. Abu Mu’adz mengatakan, strategi itu telah dijabarkannya dalam makalah yang cukup panjang.

“Tapi karena waktunya sempit, maka dalam kesempatan ini saya hanya menjelaskan secara ringkas. Insya Allah, nanti makalah ini akan saya titipkan di Dayah Darul Ihsan, untuk menjadi bahan dan pertimbangan jika memang Aceh ingin menerapkan syariat Islam secara kaffah,” kata ulama yang juga penulis, da’i, dan pensiunan pegawai Kementrian Waqaf Uni Emirat Arab.

Menurutnya, dari delapan strategi tersebut, hal yang paling penting harus dilakukan adalah mempersiapkan para dai yang betul-betul punya kapasitas dan kemampuan untuk menjelaskan keutamaan dari hukum Allah, serta Islam sebagai agama yang toleran. Para dai ini juga yang nantinya akan menjadi benteng untuk melawan paham-paham dari kaum liberal yang menentang pelaksanaan hukum syariat.

“Para dai ini akan dibagi beberapa kelompok sesuai dengan keahliannya. Ada yang bertugas menyosialisasikan, ada yang menjawab dan menjelaskan isu-isu gender, dan lain-lain. Bisa dikatakan, dai ini adalah orang-orang yang punya kemampuan di atas rata-rata. Dan yang paling penting, semua pihak yang terlibat harus bekerja betul-betul karena Allah, bukan karena ingin mencapai tujuan duniawi,” ujar Abu Mu’adz.(nal)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved