Satu Nafas dalam Dua Wajah

Tahun 2012 lalu Prof. Margaret Kartomi, etnomusikolog dari Universitas Monash, menerbitkan buku Musical Journey in

Editor: bakri

Rapai berbeda dari kisah tersebut. Rapai tidak lahir dari perselisihan dan pengkhianatan. Narasi tentang Rapai disusun berdasarkan citra kosmopolit Aceh akibat pergaulan dengan dunia luar. 

Bagaimana kesenian menyesuiakan diri dalam setiap gejolak politik di Aceh, menemukan bentuk yang paling tidak dapat dipertanggungjawabkan  ketika puluhan tahun kemudian beberapa pemuka kesenian di Aceh berupaya merumuskan kembali dirinya di hadapan Islam yang semakin peka. Akhir 90-an, menjelang berakhirnya kediktatoran Orde Baru, pemuka seniman Aceh berusaha menjelaskan kategori kesenian berdasarkan dua jenis. Kesenian Islam dan Kesenian yang Bernafaskan Islam. Sekilas dua kategori ini tidak ada bedanya serta mudah dibaca sebagai penyiasatan.

Menurut para pemuka ini, yang mereka sebut dengan Kesenian Islam ialah lagu-lagu dan tarian tradisional yang berlandaskan nilai-nilai moral dan pesan agama. Adapun jenis kedua, seni tidak mesti menyampaikan pesan-pesan keagamaan. Asalkan suatu bentuk kesenian diawali dengan prosedur yang lazim dalam tatacara keagamaan serta menggunakan busana islami dapatlah dimasukkan dalam kelompok kedua, sekalipun temanya adalah cinta, propaganda pembangunan dan keindahan alam. Nafas di sini telah direduksi menjadi kata benda, bukan lagi sebagai kata kerja.

Margaret telah menggambarkan satu perjalanan panjang dalam merekam musik di Pulau Sumatra. Bagi Aceh buku ini penting dalam melihat kembali apakah masih terdapat peninggalan paling menggetarkan dari kesenian Aceh: leburnya antara Islam dan seni -  sehingga sulit dibedakan apakah suatu kelompok di atas panggung sedang menyiarkan suara Islam atau sedang memainkan sebuah bentuk kesenian. Atau yang bertahan tinggal satu wajah. 

* Azhari  Aiyub,  pengasuh rubrik budaya di harian Serambi Indonesia

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved