Pernikahan Bergaya Tionghoa Lagi Tren di Medan
Prosesi pernikahan mengalami perkembangan drastis dan tak terpisahkan dengan bisnis
MEDAN - Prosesi pernikahan mengalami perkembangan drastis dan tak terpisahkan dengan bisnis. Setelah konsep barat atau Eropa sempat menjadi tren, kini pesta pernikahan bergaya Tionghoa mulai dilirik dan menjanjikan keuntungan menggiurkan.
Tren pernikahan ala Tionghoa ini mulai digandrungi warga Medan karena dinilai memiliki karya seni. Padahal dibutuhkan biaya tidak sedikit untuk bisa mendapatkan konsep elegan ini. Peluang ini langsung dimanfaatkan wedding organization (WO) untuk mengeruk untung besar. Berbagai variasi ditawarkan untuk merebut konsumen.
Belakangan pengelola hotel yang memiliki ruang pertemuan besar mulai terbawa arus. Tak mau kalah dengan WO, hotel pun mulai galak mempromosikan pernikahan ala Tionghoa ini. “Kami menamakannya chinese style. Sesuai namanya, konsep pernikahan akan bergaya mandarin,” kata Asistent Food & Beverage Manager Hotel Soechi International, Mariono, Sabtu (11/10).
Untuk paket ini, hotel berbintang empat ini hanya mengenakan tarif Rp 788 ribu per meja. Biaya itu sudah termasuk satu set menu makanan terdiri dari delapan jenis, mulai dari salad, sup hingga makanan pencuci mulut. “Untuk ruangan tidak kita kenakan biaya lagi,” ujarnya.
Mariono mengatakan, paket pernikahan Indonesia juga masih banyak peminat. Bahkan di sisi menu makanan, paket ini bisa dikatakan lebih lengkap dibanding chinese styele, sebab tersedia menu chinese food dan western food.
“Sebenarnya makanan sesuai permintaan. Tapi untuk tetap disediakan yang chinese dan western-nya. Kita sediakan juga pondok makanan,” beber Mariono.
Di luar dua konsep unggulan itu, Hotel Soechi juga menyediakan tiga paket mewah, silver, gold dan platinum. Dimulai dengan banderol Rp 999 ribu, paket ini memberi kemewahan mulai dari dekorasi hingga ragam makanan. Menariknya, kedua mempelai disediakan kamar suite.(mad)