Peneliti: Belum Ada Bukti Kuburan Habib Bugak di Pante Sidom
Dua peneliti Aceh mengaku belum menemukan bukti kuat bahwa Habib Abdurrahman Al-Habsyi sebagai Habib Bugak
BANDA ACEH - Dua peneliti Aceh mengaku belum menemukan bukti kuat bahwa Habib Abdurrahman Al-Habsyi sebagai Habib Bugak Asyi. Pendapat ini disampaikan agar masyarakat luas tidak mengklaim bahwa kuburan Habib Abdurrahman Al-Habsyi di Pante Sidom, Kecamatan Jangka, Kabupaten Bireuen, sebagai pusaranya Habib Bugak Asyi.
“Banyak yang berziarah ke kuburan Habib Abdurrahman Al-Habsyi karena menyebut-nyebut bahwa ini kuburannya Habib Bugak. Kami belum menemukan bukti kuat akan hal ini,” kata seorang peneliti, Sayed Murtadha S.TP M.Sc kepada Serambi kemarin. Pendapat serupa dikatakan Hermansyah MA.Hum, Dosen Bidang Kajian Naskah, Fakultas Adab UIN Ar-Raniry.
Dikatakan Murtadha, setidaknya ada lima argumen kuat bahwa Habib Abdurrahman Al-Habsyi belum bisa dismpulkan sebagai Habib Bugak Asyi. Pertama, kata Murtada, Habib Bugak Asyi merupakan sebutan seorang keturunan sayyid yang bermukim di Bugak atau berasal dari Bugak di wilayah Aceh sehingga dikenal dengan sebutan Habib BugakAsyi. Sedangkan Habib Abdurrahman Al-Habsyi dikenal dengan sebutan Tengku Chik Peusangan atau Tengku Di Peusangan. Hal ini diketahuinya berdasarkan beberapa catatan atau manuskrip yang tersimpan pada keturunan Habib Abdurrahman Al-Habsyi. Dalam catatan tersebut dijelaskan bahwa Habib Abdurrahman Al-Habsyi mempunyai nama panggilan Tengku Di Peusangan. “Berdasarkan hal tersebut di atas, tidak ada hubungan antara Habib Bugak Asyi dengan Habib Abdurrahman,” kata alumnus University of Malaya ini. Selain itu, pada masa kerajaan Aceh, Pante Sidom dan Bugak juga merupakan dua wilayah yang terpisah. “Kata Bugak dan tahun dalam ikrar wakaf di Mekkah tercatat pada tahun 1222 H. Apabila kata Bugak merujuk kepada julukan daerah atau tempat Habib meninggal dan dimakamkan, maka itu akan bertentangan dengan isi sarakata II, III, IV dan V, karena disebutkan ia masih hidup dan berkiprah di tahun 1224 H, 1270 H dan 1289 H di Peusangan, bukan di Bugak,” kata Hermansyah. Begitupun, filolog ini berharap ada peneliti lain yang bisa meneliti lebih mendalam lagi.
Sebagaimana diketahui, Habib Bugak Asyi tercatat sebagai pewakaf sepetak tanah yang kini dibangun hotel berlantai 25 di Mekkah. Kini asetnya bernilai sekira Rp 10 triliun. Setiap tahun juga pengelola wakaf mengembalikan sebagian keuntungan dari hotel ini untuk warga Aceh. Sayangnya, hingga kini tidak bisa dipastikan siapa pria pewakaf yang mencatatkan dirinya bernama Habib Bugak Asyi itu. Namun, beberapa tahun lalu, seorang peneliti pernah mengklaim bahwa Habib Bugak Asyi adalah Habib Abdurrahman Al-Habsyi yang kuburannya kini di Pante Sidom. (sak)