Berita Banda Aceh

Demo Meluas, Aceh Kondusif Bukan Berarti Masyarakat tidak Peduli

Di tengah gelombang demonstrasi yang mengguncang Jakarta dan sejumlah kota-kota besar Indonesia, Aceh tampak jauh lebih tenang

Editor: mufti
COVER KORAN SERAMBI INDONESIA
HEADLINE KORAN SERAMBI INDONESIA EDISI MINGGU 20250831 

“Gerakan ini (di Aceh) tidak akan sebesar demonstrasi di Jakarta dan kota-kota lain, tetapi tetap terhubung melalui jaringan rizomatik yang saling mendukung ,” PROF HUMAM HAMID, Sosiolog Aceh

SERAMBINEWS.COM, BANDA ACEH - Di tengah gelombang demonstrasi yang mengguncang Jakarta dan sejumlah kota-kota besar Indonesia, Aceh tampak jauh lebih tenang dan relatif tidak terlibat dalam ketegangan politik nasional. Bahkan, aksi-aksi yang digelar oleh gerakan mahasiswa sama sekali tidak menimbulkan perpecahan dan anarkis.

Seperti aksi demonstrasi yang dilakukan Gerakan Solidaritas Rakyat Aceh pada Jumat (29/8/2025). Aksi yang berlangsung di depan Mapolda Aceh itu menyoroti berbagai kasus yang terjadi pada aksi yang berlangsung di kawasan Gedung DPR RI, salah satunya kasus tewasnya seorang driver ojek online (ojol) yang diduga terlindas kendaraan taktis milik aparat kepolisian. 

Namun aksi ini berjalan cukup kondusif dan tidak menimbulkan unsur pengrusakan hingga kekerasan. Kondisi ini sangat jauh berbeda dengan beberapa gelombang aksi yang terjadi di sejumlah kota besar di Indonesia. 

Tak hanya itu, amatan Serambi, saat ini juga terdapat sejumlah massa tergabung dalam Aliansi Rakyat Aceh (ARA) yang tengah membuka posko open donasi untuk demo yang dijadwalkan berlangsung Senin (1/9/2025) besok.

Pada lapak posko yang dibuka di depan Gedung DPR Aceh itu, juga tidak ada pengrusakan atau aksi vandalisme yang terjadi. Massa hanya memanfaatkan beberapa sisi pagar dan tiang untuk menggantung spanduk serta ornamen tuntutan aksi.

Tetap terhubung

Terkait fenomena ini, Sosiolog dan Guru Besar Universitas Syiah Kuala (USK), Prof Humam Hamid, menjelaskannya dengan menggunakan kerangka rizoma yang dikembangkan filsuf Prancis, Gilles Deleuze dan Félix Guattari. Menurutnya, meski Aceh terlihat diam, bukan berarti masyarakatnya terputus dari arus besar yang terjadi di pusat. 

“Gerakan massa di Jakarta bisa dilihat sebagai struktur rizomatik, terhubung melalui berbagai titik kecil dan seringkali tidak terlihat dari permukaan. Aceh, dengan keunikannya, beroperasi dalam cara yang sama, tersebar, tersembunyi, namun tetap terhubung dalam jaringan sosial yang tak langsung dan tidak terstruktur,” ujar Prof Humam, Sabtu (30/8/2025). 

“Aceh tidak perlu ikut serta dalam protes besar untuk menunjukkan bahwa mereka tetap terhubung dengan dinamika sosial yang lebih besar di negara ini,” lanjutnya. 

Prof Humam menilai, keunikan Aceh terletak pada kelelahan panjang pascakonflik dan kompleksitas masalah lokal yang sangat mendalam. Sejarah panjang konflik, rekonsiliasi yang sulit, dan ketidakmampuan untuk menikmati hasil perdamaian membuat banyak orang Aceh merasa lelah dan lebih memilih untuk membenahi diri sendiri daripada terlibat dalam hiruk-pikuk politik pusat. 

Masalah-masalah seperti kemiskinan, ketimpangan pembangunan, dan kesenjangan sosial yang terus membebani, lebih mendesak rakyat Aceh daripada berpartisipasi dalam protes besar yang tidak langsung berdampak pada kehidupan sehari-hari.

Kendati demikian, ia menegaskan bahwa ketenangan Aceh bukan berarti masyarakat sepenuhnya tidak peduli. Protes bisa saja muncul, namun dalam skala lebih kecil dan terfokus pada isu-isu lokal. “Gerakan ini tidak akan sebesar demonstrasi di Jakarta, dan kota-kota lain, tetapi tetap terhubung melalui jaringan rizomatik yang saling mendukung. Aceh bisa ikut dalam gelombang nasional, tetapi bukan dengan cara yang menggelegar atau masif,” jelasnya. 

Demontrasi Meluas

Sementara itu, Sabtu kemarin, aksi demonstrasi telah meluas ke sejumlah daerah. Di antaranya di Bandung, yang berlangsung di Gedung DPRD Jawa Barat, diinisiasi oleh elemen mahasiswa dan organisasi sipil yang menuntut transparansi dan pengawasan kebijakan aparat yang dinilai represif.

Halaman
123
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved