Boat Terbakar, Satu ABK Tewas

Sebuah boat bernama Kapal Motor (KM) Khalis yang sedang berlayar 100 mil dari bibir pantai Pidie Jaya, sekira pukul 11.00

Editor: bakri

SIGLI - Sebuah boat bernama Kapal Motor (KM) Khalis yang sedang berlayar 100 mil dari bibir pantai Pidie Jaya, sekira pukul 11.00 Rabu (8/4), terbakar akibat tabung gas di bagian dapurnya meledak saat para anak buah kapal (ABK) menyiapkan santap siang.

Ekses kejadian ini, delapan dari 19 ABK yang berada di dekat kompor itu melompat ke laut. Namun, satu di antaranya, Baharuddin bin Salam (55) tewas tenggelam karena tak bisa berenang. Sedangkan tujuh ABK lainnya yang terjun ke laut dalam keadaan panik itu selamat.

Jasad korban tewas baru ditemukan oleh para ABK yang melompat ke laut setengah jam kemudian. Lalu jasad Baharuddin dievakuasi ke dalam boat yang masih bisa berlayar.

Enam jam kemudian atau pukul 17.00 WIB, Rabu, KM Khalis baru merapat di Tempat Pendaratan Ikan (TPI) Desa Teupin Jeu, Kecamatan Batee, Pidie.

Kapolres Pidie, AKBP Muhajir SIK MH mengakui adanya kejadian itu. Menurut Kapolres, korban bernama Baharuddin bin Salam (55), warga Gampong Cot Jaja, Kecamatan Simpang Tiga, Pidie.

Menurut Kapolres, kejadian ini murni akibat kecelakaan karena kompor meledak di dalam boat. Namun begitu, hingga kini pihak kepolisian masih memintai keterangan dari pihak awak boat tersebut.

Versi masyarakat, korban Baharuddin bin Salam justru warga Gampong Cebreek, Kecamatan Simpang, Pidie. Korban merupakan suami dari Siti Hawa (40), punya lima anak. Jenazahnya dikuburkan di Desa Sukun, bertetangga dengan Desa Cebrek, masih dalam Kecamatan Simpang Tiga pada Kamis (9/4) sekira pukul 11.00 WIB.

Berdasarkan informasi yang dihimpun Serambi, KM Khalis melaut melalui TPI Tepi Jeu, Batee, Pidie, pada Sabtu (4/4) pukul 08.00 WIB. Boat berkapasitas 10 grosston (GT) itu melaut dengan 19 ABK, termasuk nahkoda bernama Junaidi Abdullah, asal Desa Gigieng, Kecamatan Simpang Tiga, Pidie.

Pada hari kelima melaut atau Rabu (8/4) sekira pukul 11.00 WIB, ada delapan ABK sedang memasak di dapur untuk makan siang. Satu di antaranya Baharuddin. Tiba-tiba kompor gas tabung kecil itu meledak dan terjadi kebakaran. Delapan ABK di dekat kompor gas itu spontan lompat ke laut. Namun, nahas seorang ABK meninggal, diduga karena tak bisa berenang.

Setelah dilakukan pencarian oleh ABK lainnya barulah setengah jam kemudian korban ditemukan dalam keadaan tak lagi bernyawa. Rombongan nelayan itu pun memutuskan untuk pulang kembali ke darat karena satu temannya sudah meninggal. Namun, entah karena kebingungan, mereka kehilangan arah pulang, sehingga baru sampai ke TPI Tepi Jeun, Batee, sekira pukul 17.00 WIB hari Rabu atau enam jam setelah kejadian.

Tapi, sesampai di Kuala Batee Desa Teupin Jeu air dangkal, sehingga jenazah korban dibantu diangkut ke boat dompleng (boat lebih kecil). Setelah sampai di darat korban dinaikkan ke ambulans, lalu dibawa ke Puskesmas Batee untuk divisum et repertum.

Menurut dokter, almarhum meninggal karena tenggelam. Selanjutnya jenazah korban dibawa pulang ke rumah duka Desa Cebrek, Simpang Tiga, Pidie, pada Kamis (9/4) sekira pukul 02.00 WIB.

Kematian Baharuddin bin Salam meninggalkan duka mendalam bagi keluarganya. Terlebih istrinya, Siti Hawa (40) dan lima anaknya Husni Mubarak (22), Rozatul Munawarah (18), Nauratul Islami (14), Ismunandar (13) dan si bunggsu, Cifatunnisa (6).

Ditemui Serambi di sela-sela pemakaman suaminya, Siti Hawa tak mampu membendung air matanya.  Letak kuburan suaminya Desa Sukun masih tetangga dari Desa Cebreek. Lokasinya masih berada di pinggir jalan Simpang Tiga, cuma terjarak 50 meter dari jalan aspal.

Dengan suara tersendat, Siti mengisahkan ikhwal kepergian suaminya pada Sabtu (4/4) pukul 07.30 WIB dari rumah. Ia pamit ingin ikut melaut mencari ikan bersama teman-temannya.

Halaman
12
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved