Demo Tuntut Jokowi-JK Mundur, Siapa Dalangnya?

Laporan Eddy Fitriady | Banda Aceh

SERAMBINEWS.COM, BANDA ACEH - Demo menuntut Jokowi-JK Mundur yang dilancarkan oleh ratusan mahasiswa di Banda Aceh dan Lhokseumawe baru-baru ini, terjadi nyaris serempak. Beragam tanggapan pun muncul terkait aksi ini, ada yang beranggapan aksi tersebut didalangi oleh simpatisan capres yang gagal dalam pemilihan presiden yang lalu. Namun ada pula yang memaknai hal tersebut terjadi secara natural, apalagi memang banyak janji Presiden yang baru menjabat 7 bulan ini, belum terwujud.

Berikut tanggapan narasumber Cakrawala lewat sambungan telepon soal demo di momen Harkitnas tersebut:

Neta Firdaus - Koordinator Jokowi Centre
"Aksi seperti ini juga menjadi jalan bagi oposisi untuk menyerang, menuntaskan dendam di Pilpres lalu. Presiden Jokowi itu baru bekerja selama tujuh bulan, jadi semua programnya masih dalam proses. Saya heran dengan aksi mahasiswa ini, apa karena memang tak ada kegiatan di kampus?"

Putra Rizki - Korlap Demo Jokowi
"Aksi yang kami lakukan tidak dimotori oleh pihak manapun, ini murni mengkritisi Pemerintah pusat yang tidak konsisten dalam menyelesaikan masalah Aceh. Dan yang perlu dipahami, kita ingin evaluasi kinerja Jokowi, bukan melengserkan beliau."

Dalam program Cakrawala yang berlangsung pada pukul 10.00-11.00 WIB, tim mengangkat Salam Serambi edisi hari ini, Jumat (22/5/2015) dengan tema “Memaknai Demo Tuntut Jokowi dan JK Mundur”. Program interaktif unggulan SerambiFM 90,2 Mhz itu menghadirkan Redaktur Pelaksana Harian ProHaba, Nurdinsyam dipandu host Nico Firza.

Nurdinsyam menjelaskan, surat kabar berada pada posisi menyuarakan aspirasi masyarakat. "Kita tidak dalam kapasitas membesar-besarkan, namun tidak pula mengerdilkan," ujarnya.

Selain itu, Anwar, penelepon yang berpartisipasi dalam program ini mengatakan, dirinya pesimis dengan kinerja Jokowi selama ini, karena menurut dia, masih di bawah kendali Megawati. "Kalau benar Jokowi itu gentleman, mundur aja lah.. Jangan tunggu digulingkan seperti Soeharto," pungkasnya. (*)