Breaking News

Cakrawala

Konflik Angkutan Pelat Hitam vs Kuning Sudah Berlangsung Puluhan Tahun

Aksi sewenang-wenang ini memang sangat tidak diharapkan. Namun apa mau dikata, konflik yang sudah berlangsung selama puluhan tahun itu...

Editor: Jalimin
zoom-inlihat foto Konflik Angkutan Pelat Hitam vs Kuning Sudah Berlangsung Puluhan Tahun
SERAMBI/FERIZAL HASAN
ILUSTRASI.

Laporan Eddy Fitriady | Banda Aceh

SERAMBINEWS.COM, BANDA ACEH - Penertiban angkutan umum pelat hitam di Aceh sepertinya menemui jalan buntu. Bahkan baru-baru ini di Meulaboh, telah terjadi penyanderaan mobil angkutan pelat hitam beserta penumpangnya. Tak tanggung, mobil yang ternyata ditumpangi rombongan Dinas Pendidikan (Disdik) bersama polisi yang mengamankan dokumen ujian ini dikempesi bannya dan 'disandera' di terminal Meulaboh.

Aksi sewenang-wenang ini memang sangat tidak diharapkan. Namun apa mau dikata, konflik yang sudah berlangsung selama puluhan tahun itu seakan tak ada jalan keluar. Sekretaris Organisasi Angkutan Darat (Organda) Aceh, Ermansyah mengatakan, konflik antara mobil penumpang (mopen) 'pelat hitam vs pelat kuning' ini sudah berlangsung lama. "Masalah ini berlangsung sudah puluhan tahun, dan Organda sebagai fasilitator telah berupaya berkoordinasi dengan instansi terkait, termasuk juga DPR," ujar Ermansyah via telepon dalam program Cakrawala SerambiFM, Selasa (26/05/2015).

Dia menyebutkan, untuk saat ini ada lebih dari 500 mobil angkutan berpelat hitam yang masih beroperasi di Aceh. "Jumlah itu hampir sebanding dengan mobil angkutan L-300 yang beroperasi, dan angkutan berpelat hitam ini menjemput penumpangnya dengan cara 'door-to-door', jadi telepon sopir via HP saja," jelas dia. Ermansyah juga menambahkan, razia terhadap mobil berpelat hitam sudah dilakukan oleh pihak kepolisian, namun masih terkendala anggaran yang tidak cukup.

Dalam Program yang mengudara di frekuensi 90,2 Mhz, Tim Cakrawala mengangkat topik Salam Serambi hari ini, Selasa, 26 Mei 2015 yang berjudul "Konflik Angkutan Pelat Hitam Belum Terbereskan". Program interaktif yang dipandu host Nico Firza ini menghadirkan Wakil Redaktur Pelaksana (Waredpel) Serambi Indonesia, Nasir Nurdin.

Nasir mengatakan insiden yang terjadi di Meulaboh ini tidak boleh dianggap sepele sebab dapat menimbulkan konflik yang lebih besar. "Konflik ini bisa saja mengarah kepada bentrok fisik, maka dari itu tak boleh sepele," ujar dia. Menurutnya, aksi yang dilakukan sopir mobil pelat kuning itu merupakan refleksi dari tidak berjalannya peraturan pemerintah.

"Mereka (sopir pelat kuning) tidak mau tahu siapa penumpang yang berada di dalam mobil pelat hitam, apakah pejabat atau aparat, yang mereka tahu peraturan soal penertiban ini tidak berjalan sebagaimana mestinya," (*)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved