Pengungsi Rohingya

Malaysia Mulai Bongkar Kuburan Massal Migran

Beberapa migran ditahan di dalam 'kandang manusia' yang terbuat dari kayu dan kawat berduri.

Editor: Faisal Zamzami
BBC
Dalam kandang-kandang seperti inilah para migran Rohingya dan Banglades ditampung para penyelundup manusia di tengah hutan Malaysia tak jauh dari perbatasan dengan Thailand. 

SERAMBINEWS.COM, KUALA LUMPUR - Pemerintah Malaysia, Selasa (26/5/2015), memulai penggalian kuburan massal yang diduga berisi mayat para migran, di perbatasan dengan Thailand.

Pihak berwenang yakin bahwa migran ini diculik untuk dimintai tebusan di kamp-kamp tahanan di dalam hutan, dan 139 orang di antaranya meninggal dunia serta dikuburkan di dalam hutan itu.

Ribuan pengungsi meninggalkan Myanmar dan Bangladesh dalam beberapa pekan terakhir dengan perahu dan berlabuh di Thailand dan Malaysia. Banyak di antara mereka yang berakhir di tangan para penyelundup manusia.

Sementara pemerintah Thailand membentuk 'pangkalan angkatan laut terapung' untuk menolong para pengungsi itu.

Kamp-kamp tahanan ini beberapa waktu lalu diabaikan, menyusul serbuan oleh polisi Thailand terhadap penyelundup manusia sesudah beberapa kuburan massal ditemukan di Provinsi Songkhla, Thailand selatan.

Beberapa migran ditahan di dalam 'kandang manusia' yang terbuat dari kayu dan kawat berduri.

Kepala Kepolisian Nasional Malaysia, Khalid Abu Bakar, mengatakan ada tanda-tanda penyiksaan digunakan tapi dia tak menjelaskan lebih jauh. "Kami amat terkejut atas kekejaman yang terjadi," katanya.

Mengenai 'kandang' yang ditemukan, Abu Bakar mengatakan kepada wartawan, "Migran-migran ditahan di kandang kayu ini... Mereka tak diizinkan bergerak dengan bebas, dan para penyelundup mengawasi dari pos penjagaan."

Pangkalan terapung

Awal bulan ini, Thailand memulai operasi pemberantasan rute yang digunakan para penyelundup untuk memindahkan migran Banglades dan Muslim Rohingya dari Myanmar melalui wilayah mereka.

Para migran ini ingin ke Malaysia, dan mereka dikirim melalui laut, tapi ribuan di antaranya terombang-ambing karena tak ada negara yang mau menerima mereka. Badan pengungsi PBB, UNHCR, menyatakan sekitar 3.000 orang telah mendarat, dan sekitar 2.600 lagi masih berada di laut.

Malaysia dan Indonesia sudah sepakat untuk mulai menerima para pengungsi dan mulai menyediakan tempat penampungan sementara bagi para migran asal Myanmar dan Banglades tersebut.

Thailand -sekalipun tak akan mengusir kapal para pengungsi- menyatakan mereka tak akan menampung para migran.

Pada Senin (25/5/2015) karena tekanan dunia internasional, Perdana Menteri Thailand, Prayuth Chan-ocha mengatakan akan membuat 'pangkalan angkatan laut terapung' untuk menolong mereka.

Sebuah kapal angkatan laut dan pesawat pengintai akan memberi pasokan dan pengobatan terhadap migran yang terdampar di sekitar Laut Andaman. Namun hanya mereka yang mengalami luka dan penyakit serius yang akan dibawa ke darat, dimana kedatangan mereka tetap akan dianggap ilegal.(bbc)

Sumber: Kompas.com
Tags
migran
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved