Cakrawala
Kalau Mau Pengemis Berkurang, Jangan Sok Dermawan!
"Mengemis itu ialah 'bisnis rasa iba'. Semakin menyedihkan kondisi mereka, semakin baik pula penghasilan mereka,"
Penulis: Eddy Fitriadi | Editor: Eddy Fitriadi
Laporan Eddy Fitriady | Banda Aceh
SERAMBINEWS.COM, BANDA ACEH - Hati-hati dalam memberikan sumbangan kepada pengemis. Karena, bisa jadi uang yang anda sumbangkan itu digunakan untuk melakukan maksiat. Hal tersebut terbukti dari temuan Satpol PP dan WH kota Lhokseumawe pada Rabu (29/7/2015) sore.
Pemilik lapak judi yang berhasil diamankan, Sufyan Suri mengaku uang yang disita petugas itu didapatnya dari sedekah orang-orang. Dengan kata lain, Sufyan adalah pengemis yang menggunakan sumbangan yang didapatnya, untuk keperluan maksiat seperti disebutkan di atas.
Pimpinan Dayah Babul Maghfirah Cot Keueng Aceh Besar, Tgk H Masrul Aidi Lc mengatakan, kedermawanan seharusnya diterapkan pada situasi dan kondisi yang tepat. Karena bila tidak, bukan tak mungkin sifat kedermawanan itu malah 'memupuk' suatu perbuatan yang salah, sehingga 'menjamur-subur'.
"Fenomena maraknya pengemis di kota ini karena banyak di antara kita yang 'sok dermawan'. Apa salahnya sedekah dan zakat itu dikumpulkan di akhir tahun dan disalurkan lewat jalur yang benar (terpercaya)," jelas dia.
Tgk Masrul mengibaratkan tindakan para pengemis itu seperti 'berbisnis'. "Mengemis itu ialah 'bisnis rasa iba'. Semakin menyedihkan kondisi mereka, semakin baik pula penghasilan mereka," imbuhnya.
Sementara itu, Kabid Rehabilitasi Sosial Dinas Sosial Aceh, Devi Iriansyah mengatakan pihaknya telah melakukan razia dan pembinaan kepada pengemis dan gelandangan di Banda Aceh. Hanya saja menurutnya, hasil yang didapat belum optimal sebab pola penanganan pengemis masih berjalan alamiah.
"Tentu pendekatan yang digunakan harus tepat agar hasilnya baik pula. Maka kita semua perlu duduk bareng membahas seperti apa formula yang paling efektif untuk menekan jumlah pengemis," ujarnya.
Devi juga menambahkan, selama ini semua pengemis yang dirazia petugas diberikan pembinaan, dan sebagian besarnya dibantu lewat pemberian modal maupun alat. "Mereka kita berikan modal maupun alat yang digunakan untuk mandiri, seperti mesin jahit, kulkas, dan alat produksi lainnya," ulas Devi.
Dalam program Cakrawala kali ini (31/7/2015), tim SerambiFM membedah Salam Serambi hari ini yang berjudul, "Sedekah Anda Kadang Digunakan untuk Maksiat."
Hadir sebagai narasumber di studio, Redaktur Pelaksana ProHaba, Nurdinsyam dipandu pembawa talkshow Dosi Elfian. Sedangkan narasumber via telepon terhubung ke studio SerambiFM, Kabid Rehabilitasi Sosial Dinas Sosial Aceh, Devi Iriansyah dan Pimpinan Dayah Babul Maghfirah Cot Keueng Aceh Besar, Tgk H Masrul Aidi Lc.
Nurdinsyam menegaskan, temuan di Lhokseumawe Rabu lalu sungguh ironis dan patut dijadikan pelajaran. "Belum tentu uang yang anda berikan itu digunakan untuk makan minum, dan sudah kejadian. Yang di Lhokseumawe itu harus bisa menjadi pelajaran bagi kita semua," ujarnya.
Sementara itu, seorang penelepon yang ternyata adalah Anggota DPR Aceh, Bardan Sahidi juga ikut berkomentar soal maraknya pengemis di Banda Aceh. "Salah satu kontradiksi ialah, ketika banyak pamflet melarang pengemis di jalan kota, tapi di sisi lain Pemda masih saja mengeluarkan surat cacat, untuk apa?" kata Bardan.
Dia mengingatkan bahwa mandat pemerintah ialah mensejahterakan rakyat seperti memberi pekerjaan, kesehatan dan pendidikan, serta kehidupan yang layak.
Di samping itu, Bardan juga memperingatkan masyarakat Aceh agar waspada terhadap modus baru pengemis. "Modus barunya mereka (pengemis) pura-pura muallaf, mereka meminta santunan dengan alasan dianiaya di lingkungannya, atau didiskriminasi akibat komitmennya mengubah keyakinan," tandas Bardan. (*)