Advertorial

Trans Sumatera Railways, dari Aceh Sampai Lampung

ACEH pernah mencatat sejarah gemilang pelayanan transportasi perkeretaapian yang dibangun pada masa

Editor: bakri

ACEH pernah mencatat sejarah gemilang pelayanan transportasi perkeretaapian yang dibangun pada masa kolonialisme Belanda dan beroperasi hingga tahun 1970-an. Setelah beberapa tahun tidak beroperasi, Pemerintah Pusat dan Pemerintah Aceh berkomitmen serius membangun kembali kereta api Aceh dengan lebih baik, menggunakan teknologi modern. Dengan lebar sepur 1.435 mm (standar gauge) dan beban gandar mencapai 22,5 ton, sebagai mana hasil studi kelayakan yang dilaksanakan oleh he Societe Nationale des Chemins de Fer Francais (SNCF) Perancis.

Pembangunan kembali kereta api Aceh sepanjang 420,5 km, merupakan bagian dariRencana Pemerintah Pusat untuk melakukan integrasi kereta api (Trans Sumatera Railways) dan Pelabuhan di Sumatera, mulai dari Banda Aceh hingga Lampung yang terkoneksi ke sentra ekonomi dan pelabuhan. Khususnya pada Pelabuhan Malahayati, Pelabuhan Krueng Geukuh dan Pelabuhan Kuala Langsa, sebagai outlet kegiatan ekspor-impor.

Sebagai pedoman arah pembangunan dan pengembangan kereta api di Aceh, Pemerintah Aceh telah menerbitkan Peraturan Gubernur (Pergub) Aceh Nomor 58 Tahun 2014 Tentang Rencana Induk Perkeretaapian Aceh. Pembangunan kereta api Aceh yang sebagian besar menggunakan trase baru sesuai dengan tata ruang wilayah Aceh, dilaksanakan secara bertahap. Tahap pertama (tahun 2011 - 2017) dibangun lintas Lhokseumawe - Bireun sepanjang 54 Km yang juga akan dioperasikan sebagai layanan kereta api komuter.

Tahap kedua (tahun 2018- 2021) akan dibangun secara simultan lintas Bireuen - Sigli sepanjang 94,2 km dan Lhokseumawe - Batas Sumut sepanjang 206 km. Selanjutnya tahap ketiga (tahun 2022 - 2025) akan dituntaskan pembangunan lintas Sigli-Bireuen sepanjang 68 km. Pada Tahun 2015, melalui sumberdana APBN Kementerian Perhubungan, tersedia anggaran sebesar Rp 801 miliar. Sebesar Rp 422 miliar diantaranya digunakan untuk menyelesaikan pengadaan tanah lintas Lhokseumawe - Bireuen. Selebihnya anggaran yang ada digunakan untukperpanjangan badan jalan kereta api, pemasangan track dan pembangunan jembatan.

Kehadiran kereta api Aceh sebagai angkutan massalyang cepat, murah dan ramah lingkungan, diharapkan akan menjadi urat nadi bangkitnya perekonomian Aceh, sekaligus membawa kembali nostalgia sejarah yang pernah hilang bagi masyarakat Aceh.(*)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved