Usaha Sarang Walet Lesu

Usaha penangkaran burung walet di Bireuen, yang beberapa tahun lalu menjadi primadona bagi pengusaha

Editor: bakri

BIREUEN-Usaha penangkaran burung walet di Bireuen, yang beberapa tahun lalu menjadi primadona bagi pengusaha maupun penambahan retribusi, namun selama setahun terakhir lesu. Akibatnya, banyak pengusaha sarang walet yang membiarkan gedung yang dijadikan sarang burung tersebut tidak dikelola lagi.

Bahkan, ada pengusaha yang menjual tokonya, karena harga air liur burung layang-layang tersebut jatuh terpuruk. “Banyak toke yang dulunya mengandalkan dari sarang burung walet, tetapi setahun terakhir tidak mengelola lagi,” kata Zainuddin, salah seorang pengelola usaha burung walet di Bireuen kepada Serambi, Senin (28/9).

Keuchik Din, panggilan akrab Zainuddin menambahkan, jumlah usaha penangkaran walet di Bireuen mencapai ratusan tempat. Umumnya gedung bertingkat yang dibangun sedemikian rupa agar walet bisa singgah, namun usaha tersebut kini tidak menjanjikan lagi, selain harga jualnya rendah, banyak usaha penangkaran kosong.

“Kalau dulu banyak burung walet singgah, sekarang tidak ada lagi. Penangkaran kosong, tidak ada yang jaga lagi, pengusaha membiarkan gedung begitu saja,” katanya.

Ia menambahkan, dulunya ada orang jaga, karena harga sarang walet mencapai Rp 12 juta/kilogram. “Tapi, sekarang dibeli hanya Rp 4 juta, itu pun diseleksi ketat,” kata Muslim, warga Bireuen.(yus)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved