Cakrawala
Duh! Banyak Kasus Kekerasan Terhadap Anak tak Terungkap
Para pelaku dia sarankan dihukum berat, antara 10-15 tahun, jika perlu dihukum seumur hidup,
Penulis: Yarmen Dinamika | Editor: Fatimah
Laporan Yarmen Dinamika I Banda Aceh
SERAMBINEWS.COM, BANDA ACEH - Kepala Badan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (BP3A) Aceh, Dra Dahlia MAg menyatakan banyak kasus kekerasan terhadap anak di Aceh yang tidak terungkap.
Dia juga mendeklarasikan bahwa terhitung hari ini, Senin (5/10/2015) Aceh memasuki fase darurat kekerasan terhadap anak, mengingat semakin tinggi eskalasi kekerasan terhadap anak-anak Aceh, baik di rumah tangga, di sekolah, maupun di ruang publik.
Semua pihak diminta Dahlia bergerak serempak untuk mengampanyekan perlunya kewaspadaan orang tua, guru, dan masyarakat dalam mengantisipasi dan mengeleminasi kasus-kasus kekerasan terhadap anak, termasuk kasus pelecehan seksual atau perkosaan di seluruh Aceh.
Semua anak dia sarankan agar diproteksi dan dibentengi dari kemungkinan menjadi korban kekerasan, baik di rumah, di sekolah, maupun di ruang publik.
Para pelaku dia sarankan dihukum berat, antara 10-15 tahun, jika perlu dihukum seumur hidup, supaya benar-benar menimbulkan efek jera dan kejahatan serupa tidak terulang.
Hal itu dinyatakan Dahlia MAg saat tampil menjadi narasumber tamu yang dihubungi by phone dalam talkshow interaktif di Radio Serambi FM, Senin (5/10/2015) pagi membahas Salam (Editorial) Serambi Indonesia berjudul "Darurat Kekerasan Anak, Apa yang Harus Kita Lakukan?"
"Melihat banyaknya kasus tersebut, sangat layak kondisinya kita sebut Aceh darurat kekerasan terhadap anak," simpul Dahlia, mengamini isi Salam Serambi.
Dalam periode Januari-Juli tahun ini saja, kata Dahlia, BP3A Aceh mencatat 50 kasus kekerasan terhadap anak di Aceh. Tertinggi adalah penyiksaan fisik (KDRT), disusul kasus pemerkosaan/pelecehan seks.
Tapi jika ditambahkan dengn jumlah kasus yang tak dilaporkan ke polisi, melainkan dilapor ke BP3A atau ke LSM, atau ke keuchik saja, jumlahnya mencapai 75 kasus dalam semester I tahun 2015.
Menurut Dahlia, banyak terjadi kasus perkosaan dan sodomi yang tak terekspose media, tapi dilapor korban/keluarga korban ke polsek. "Pada semester kedua tahun 2015 ini, jumlah kasus kekerasan terhadap anak juga cenderung meningkat," kata Dahlia.
Bardan Sahidi, Anggota DPRA dari Fraksi PKS mengecam seluruh kejahatan terhadap anak-anak Aceh itu.
"Ini perbuatan sangat tidak terpuji dan tak punya hati nurani. Anak yang sedianya dilindungi, tapi justru dianiaya dan diperkosa," kata Bardan yang ikut bersuara dalam talkshow interaktif di Radio Serambi FM tadi pagi.
Untuk pelaku tertentu, kecuali anak, dia rekomendasikan agar dihukum mati saja, karena tindakan mereka sudah merusak generasi harapan bangsa. (#)