Bentrok di Aceh Singkil
Warga Singkil Harus Bersatu Lagi
FENNY Hasanan, Duta Wisata Aceh Singkil yang kini sedang dikarantina untuk proses pemilihan Duta Wisata Aceh
* Harapan Duta Wisata Singkil
FENNY Hasanan, Duta Wisata Aceh Singkil yang kini sedang dikarantina untuk proses pemilihan Duta Wisata Aceh tahun 2015 di Lhokseumawe, melalui Serambi, menyampaikan harapannya agar masyarakat Singkil tempat ia berasal, bisa bersatu lagi dan tidak terprovokasi apalagi terjerumus dalam konflik sosial-keagamaan yang kini sedang bergolak Kabupaten Singkil dan sekitarnya.
Pernyataan ini bukan harapan semata, namun juga harus dipandqang sebagai pernyataan diplomatis seorang duta daerahnya, yang dipercaya oleh pemerintah untuk memikirkan suatu masalah terkini terkait nilai-nilai keacehan.
Pada acara pembukaan Kamis (15/10) pagi, Fenny dengan menggunakan pakaian adat warna kuning, duduk di antara para duta wisata daerah lain. Wajahnya terlihat tenang mengikuti berbagai sesi pembukaan.
Saat ditemui Serambi, ia menceritakan, saat bentrokan terjadi di Singkil, ia sudah dalam perjalanan menuju Lhokseumawe. Namun mengetahui dan memantau eskalasi konflik yang mulai memanas sejak satu minggu terakhir.
Namun, meskipun mengaku sangat mengerti apa yang terjadi di daerah kelahirannya itu, Fenny tetap tidak mau mengungkapkan sebab utama yang menjadi pemicu bentrokan yang merusak tatanan sosial yang sudah terbangun di Singkil selama ini. Apalagi Kapolri yang berkunjung ke daerah itu dua hari lalu, mengatakan bahwa benih konflik sebenarnya sudah ada sejak tahun 1979.
“Terlepas dari benih konflik yang dikatakan telah ada di dalam masyarakat, saya hanya berharap apa yang sudah terjadi di Singkil bisa diredam oleh pemerintah, dan seluruh warga Singkil bisa bersatu kembali. Jangan ada kekacauan, sehingga seluruh umat beragama yang ada di Singkil bisa hidup dan tinggal dalam situasi aman,” ungkapnya.
Saat ini, kondisi hubungan antarmasyarakat, secara umum bisa dikatakan mulai kondusif. Namun penguatan nilai-nilai kesetaraan bagi warga yang berbeda suku dan agama, harus segera dilakukan. Sehingga situasi damai bisa terwujudkan, dan memastikan setiap anggota komunal hidup tanpa rasa was-was.(bah)