Wien Rimba Raya: Aceh Kehilangan "Ceudah" dan "Beuhe"

Ia melihat di usia 10 tahun perdamaian, Aceh kehilangan moment bahkan hilang "ceudah" dan "beuhe".

Penulis: Muhammad Nasir | Editor: Amirullah
SERAMBINEWS.COM/ZAINAL ARIFIN M NUR
Mantan Panglima GAM Linge, Marzuki AR atau yang akrab disapa Wien Rimba Raya 

Laporan Muhammad Nasir I Banda Aceh

SERAMBINEWS.COM, BANDA ACEH - Mantan Panglima GAM Linge, Marzuki AR atau yang akrab disapa Wien Rimba Raya mengatakan peringatan 10 tahun perjanjian MoU Helsinki tahun ini hanya sebatas kegiatan seremonial yang sia-sia.

Karena tidak ada upaya untuk menegaskan penyelesaian poin dari UUPA setelah sepuluh tahun, seharusnya dihadapan wakil presiden Yusuf Kalla dan tamu undangan asing, Gubernur Aceh mempertegas dan memberi target untuk menyelesaikan semua isi UUPA.

"Sebagai mantan kombatan GAM, saya kecewa melihat peringatan Mou Helsinki kali ini yang hanya seromonial dan nostalgia para tokoh perdamaian, sehingga hanya menghabiskan uang rakyat", ujar Win Rimbaraya.

Ia melihat di usia 10 tahun perdamaian, Aceh kehilangan moment bahkan hilang "ceudah" dan "beuhe". Artinya, tidak ada lagi kecerdasan dalam merealisasikan UUPA dan berani bersuara lantang memperjuangkan UUPA.

Win juga mengaku kecewa, karena dalam acara seremonial dalam 3 hari itu, tidak ada tokoh dari kombatan GAM yang ditunjuk sebagai pembicara atau keynote spiker.

Padahal kombatan GAM merupakan ujung tombak terwujudnya perdamaian di Aceh. Karena semuanya bersedia turun gunung demi damai Aceh.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved