Cakrawala
Dukungan Suami dan Konsep Diri yang Kuat Cegah Perempuan Terjerat Korupsi
Kasus korupsi di kalangan wanita khususnya yang memiliki kekuasaan memang bukanlah hal baru. Bisa dilihat dari kasus Ratu Atut Chosiah yang merupakan
Penulis: Fatimah | Editor: Yusmadi
Laporan Tiara Fatimah | Banda Aceh
SERAMBINEWS.COM, BANDA ACEH - Gaya hidup yang konsumtif serta menjadi tameng bagi pihak yang berkepentingan bisa saja menjadi penyebab terjadinya korupsi khususnya di kalangan wanita yang memiliki jabatan.
Kasus korupsi di kalangan wanita khususnya yang memiliki kekuasaan memang bukanlah hal baru. Bisa dilihat dari kasus Ratu Atut Chosiah yang merupakan Gubernur Wanita Indonesia yang pertama sekaligus Gubernur Banten nonaktif.
Selain itu kasus penggelapan uang para nasabah Citibank oleh Inong Mailinda Dee. Juga tak ketinggalan kasus korupsi yang dilakukan oleh Angelina Sondakh, Miranda S Gultom serta Dewi Yasin Limpo.
Hal ini dibahas dalam Program Cakrawala Serambi 90.2 FM edisi 17 November 2015, dengan mengangkat tema "Perempuan dalam Pusaran Korupsi". Hadir di studio SerambiFM, Waredpel Serambi Indonesia Nasir Nurdin dipandu host Nico Firza.
Sementara lewat sambungan telepon terhubung narasumber Endang Setianingsih selaku Psikolog yang turut angkat bicara terkait hal ini. Menurutnya, korupsi terjadi tidak hanya karena materi tapi juga tuntutan keluarga.
"Misalnya, perempuan berada di puncak kepemimpinan. Dia punya keluarga, punya suami, dia akan berpikir gimana caranya supaya dia bisa mengangkat derajat suami juga keluarga karena rasa cinta yang besar.
Kalo mau diakui dalam pergaulan, mulailah mereka pakai barang bermerek," ujarnya melalui saluran telepon.
Oleh karena itu disebutkannya, perempuan yang duduk di posisi tinggi harus memiliki pengetahuan. Jadi mereka tahu dan bisa memilah bagaimana bersikap sebagai perempuan dengan tampuk kepemimpinan dan perempuan dalam keluarga.
Makanya, restu suami dan dukungan keluarga sangat diperlukan agar kaum perempuan tidak menyalahgunakan kekuasaan yang dimiliki.
"Kadang juga suami malah sering mempergunakan kekuasaan si istri dalam posisi ini. Hal inilah yang tidak boleh dilakukan," tuturnya.
Konsep diri yang kuat bisa membuat kaum perempuan terhindar dari hal-hal yang tidak diinginkan.
Salah satu komentar warga yang dilontarkan oleh Syarifah Mardatillah yang menanggapi program ini mengatakan ini merupakan kesalahpahaman sosial.
Menurutnya, perempuan sedang mengejar ketertinggalan perilaku kejahatan yang sudah lebih dulu dilakukan oleh lelaki.
Untuk itu perlu penguatan nilai suci dan kearifan bagi perempuan yang ada di posisi publik.
Dalam closing statement, Waredpel Nasir Nurdin mengharapkan agar kaum perempuan berhati-hati terhadap godaan khususnya kekuasaan.
Jangan menambah lagi daftar panjang perempuan Aceh yang harus berhadapan dengan kasus hukum khususnya korupsi. (*)