Kisah Syahrul, Pandai Besi Tradisional yang Ingin Memodern Alat Kerja
“Saya tidak mau mengeluh meski sudah 20 tahun saya buat parang, babat, pisau, dan sejenis alat pertaniannya lainnya secara manual di Idi Rayeuk ini.
Penulis: Seni Hendri | Editor: Yusmadi
Laporan Seni Hendri | Aceh Timur
SERAMBINEWS.COM, IDI -- Syahrul (40), warga Gampong Tanoh Ano, Kecamatan Idi Rayeuk, Aceh Timur, saat ini kurang lebih sudah 20 tahun menjadi pandai besi dengan membuat parang secara manual di gubuk miliknya yang berjarak 10 meter dari jalan Medan–Banda Aceh, Idi Rayeuk, Aceh Timur.
“Saya tidak mau mengeluh meski sudah 20 tahun saya buat parang, babat, pisau, dan sejenis alat pertaniannya lainnya secara manual di Idi Rayeuk ini. Insya Allah saya masih bertahan,” kata Syahrul kepada Serambinews.com, Selasa (12/01/2016).
Parang hasil buatan saya ini dipasarkan ke toko grosir di Aceh Utara, Aceh Timur, Kota Langsa, dan Aceh Tamiang.
“Satu buah parang saya jual Rp 36.000. Setiap harinya mampu saya buat 20-30 parang, selesai saya buat pembeli langsung mengambilnya,” jelas Syahrul.
Sambungnya, parang ini saya kasih merek cap Rizal karena nama asli saya Syahrul Rizal, banyak yang berminat parang hasil buatannya, hal ini karena kualitasnya bagus, karena dibuat dari materail per mobil.
“Saya berharap suatu saat saya bisa beli mesin Hummer (mesin pemukul) untuk pembuatan parang,” kata dia.
Saat ini, Risal masih kekurangan modal dan belum mampu membeli mesin Hummer tersebut. Sehingga membuat parang masih dengan cara manual.
“Saya berharap semoga Pemkab Aceh Timur dapat membantu saya modal untuk membeli mesin Hummer tersebut,” pintanya. (*)