Ledakan Bom di Jakarta
Aceh Siaga 1
Kepolisian Daerah (Polda) Aceh telah menetapkan status keamanan siaga 1, menyusul adanya serangan teror
* Anggota Polri Harus Gunakan Pakaian PDL
BANDA ACEH - Kepolisian Daerah (Polda) Aceh telah menetapkan status keamanan siaga 1, menyusul adanya serangan teror yang terjadi di Kawasan Thamrin, Jakarta Pusat, Kamis (14/1).
“Sudah ada perintah seluruh jajaran Polri di daerah untuk siaga satu dalam rangka meningkatkan kewaspadaan terhadap ancaman teror,” ungkap Kapolda Aceh Irjen Pol Husein Hamidi kepada Serambi Kamis (14/1).
Kapolda mengatakan, intruksi untuk mewaspadai potensi teror sudah disampaikan ke seluruh jajaran Polda Aceh, sejak kejadian teror di Paris, Prancis, November 2015 lalu. “Dulu kita sudah intruksikan anggota agar selalu mewaspadai situasi dan berbagai potensi munculnya teror di masyarakat,” ujarnya.
Dengan kejadian di Jakarta, kemarin, Kapolda langsung mengintruksikan kembali seluruh jajaran untuk meningkatkan kesigaan terhadap segala situasi dan potensi teror.
“Kita mengantisipasi, mengingatkan kembali jajaran untuk meningkatkan kewaspadaan, meningkatkan pengamanan secara tertutup maupun secara terbuka terhadap pasar-pasar dan pusat-pusat keramaian. Karena tidak tertutup kemungkinan di wilayah-wilayah juga akan ada kejadian yang sama,” ujarnya.
Kapolda juga mengimbau masyarakat untuk ikut mewaspadai tindak tanduk mencurigakan di lingkungannya. Jika menemukan hal-hal mencurigakan, segera melapor ke kantor polisi terdekat. “Sejauh ini memang belum ada indikasi aksi teror di Aceh. Namun kita tetap melakukan penyelidikan untuk memperoleh informasi, karena bisa saja para pelaku teror akan beraksi di di daerah-daerah,” kata Kapolda.
Menurutnya, sejak peristiwa Paris, jajaran polisi di seluruh Aceh dan Indonesia telah melakukan sejumlah kegiatan untuk mengantisipasi dan mencegah terjadinya aksi teror. “Kita sudah melakukan kegiatan dan upaya pencegahan. Banyak potensi aksi teror yang sudah digagalkan. Namun ini masih terjadi,” ujarnya.
Data dihimpun Serambi dari berbagai sumber, sepanjang akhir tahun 2015 hingga awal 2016, jajaran Polri telah menangkap puluhan tersangka teroris di berbagai tempat, seperti di Poso, Solo, Jawa Timur, Bekasi, Tasikmalaya, Tanjung Priok, Bandung, Jakarta, dan lain-lain.
Polri melalui tim anti terornya juga berhasil mencegah 15 target serangan/pengeboman di 8 kota, yaitu Jakarta, Bogor, Cisarua, Pekanbaru, Bandung, Solo, Pekalongan, dan dan lain-lain.
Dari Jakarta diberitakan, Kapolri Jenderal Polisi Badrodin Haiti telah menetapkan siaga satu di seluruh Polda se-Indonesia pascaperistiwa teror di Sarinah, Jakarta Pusat. Padahal awalnya status siaga satu hanya berlaku di wilayah hukum Polda Metro Jaya.
Namun sejak sore kemarin, Polri menyatakan siaga satu di seluruh Indonesia. “Mulai pukul 17.00 WIB, siaga satu diberlakukan di seluruh Indonesia. Anggota Polri mohon tingkatkan kesiagaan maksimal terutama daerah yang dianggap sasaran teror,” ungkap Kadiv Humas Mabes Polri, Irjen Anton Charliyan, Kamis (14/1) malam di Mabes Polri.
Anton menambahkan yang menjadi sasaran teror mereka dan keamanannya diperketat yakni kantor-kantor kepolisian, kantor pemerintah, kedutaan besar dan lainnya. “Polda-polda daerah diminta koordinasi dengan TNI untuk ikut melakukan pengamanan di obyek-obyek vital di wilayah hukum masing-masing,” kata Anton.
Jenderal bintang dua ini menambahkan, sejak hari ini dengan diberlakukannya siaga 1 maka anggota Polri diminta menggunakan pakaian PDL. “Anggota Polri mulai hari ini pakai pakaian PDL, Tim Unit Kejar sudah bergerak menyisir dan menelusuri tempat pelarian para pelaku,” tambahnya.
Sebelumnya, Menteri Dalam Negeri, Tjahjo Kumolo menginstruksikan seluruh jajaran Kepala Daerah di seluruh Indonesia untuk menetapkan status siaga satu. Mereka diminta bekerja sama dengan polisi dan TNI untuk mengamankan wilayah kerja masing-masing. Pemerintah, lanjut Tjahjo, langsung berkoordinasi di Kantor Wakil Presiden (Wapres) untuk menangani masalah ini.
“Merespon masalah Sarinah ini, Kapolda dan Panglima TNI sudah di lokasi (Sarinah). Mudah-mudahan bisa terbongkar semua gelagat apa sampai berani ada ledakan bom bunuh diri di ibukota,” kata Tjahjo melalui pesan elektroniknya kepada wartawan, Kamis (14/1).
Mantan Sekjen PDI Perjuangan itu mengatakan posisi siaga satu adalah langkah yang paling tepat. Mengingat, Presiden Joko Widodo sedang berada di luar DKI Jakarta. Namun, Tjahjo masih belum mau menanggapi terlalu jauh terkait hal ini.
Dirjen Polpum Kemendagri, Soedarmo menambahkan, pihaknya sudah meminta agar daerah lebih meningkatkan deteksi dini atas peristiwa ledakan di Jakarta.
Pihaknya masih mendalami kasus ini bersama dengan TNI/Polri dan BIN. “Antisipasi ormas dan kelompok-kelompok yang diduga bersifat radikal di daerah-daerah,” ujarnya.(nal/tribunnews)