HUT ke 71 RI
Pengunjung Sesaki Pameran HUT Abdya
Pengunjung menyesaki arena pameran Pembangunan memperingati Hari Ulang Tahun (HUT)
BLANGPIDIE - Pengunjung menyesaki arena pameran Pembangunan memperingati Hari Ulang Tahun (HUT) ke 14 Kabupaten Aceh Barat Daya (Abdya) dan Refleksi Empat Tahun Kepemimpinan ‘JIHAD’ Tahun 2016. Acara yang dipadati warga ini digelar di Lapangan Sepakbola Pulau Kayu, Susoh sejak 13 Agustus. Festival seni Rapai Geleng kerja sama dengan Dinas Kebudayaan Periswisata Provinsi Aceh dan Lomba Mars Abdya tingkat siswa SD/SMA dilaksanakan Panitia HUT Abdya.
Ketua Seksi Kesenian, Jasman SPd mengatakan, festival rapai geleng yang dilaksanakan 14 15 Agustus diikuti 18 group. Juara I direbut Group Sinar Pusu Ingin Jaya, Manggeng, juara II dan III diraih group Blang Padabng, Tangan Tangan dan Blang Raja, Babahrot. Sedangkan Harapan I,II dan III adalah Kuta Tinggi Blangpidie, Kuala Batee dan Ladang Tuha II Lembah Sabil. Setiap hari sampai 19 Agustus mendatang ditampilkan pegelaran seni atau pentas seni rakyat dipanggung utama. “Ada seni ratoh, drama, rapai geleng, seudati, saman, tarian pho malelang, termasuk musik etnis Aceh dikolaborasi dengan musik gambus,” kata Jasman kepada Serambi, kemarin.
Koordinator Lapangan Seksi Pameran, Muammar Asmadi mengatakan, pengunjung yang tumpah ruah ke arena pameran sejak pukul 16.00 WIB sampai malam. “Sekitar 2.500 sampai 3.000 pengunjung tumpah ke arena pemaren menyaksikan pentas seni dan pencapaian hasil karya pembangunan selama empat tahun kepemimpinan JIHAD,” katanya.
52 stand terdiri seluruh Satuan Kerja Perangkat Kabupaten (SKPK) dan seluruh kecamatan, Badan Usaha Milik Nagara (BUMN) dan sejumlah swasta mengikuti kegiatan ini. Sejumlah stand peserta pameran tidak ketinggalan dengan kegiatan yang menarik perhatian pengunjung. Stand Inspektorat Abdya, misalnya menggelar kuis berhadiah. Ada stand memamerkan beragam hasil kerajinan, juga ada stand kecamatan yang menyajikan produk unggulan. Seperti Kecamatan Manggeng menghadirkan produk ‘madu linot’ atau madu lebah kelulut, produk petani Ibnu Hajar, warga Desa Pante Cermin, Manggeng.(nun)