KUPI BEUNGOH

Ongkos Pulang dari Pak Safwan Idris

”Ini dikasih dari Bapak, uang untuk bekal kalian, jangan pulang ya, ”

Editor: Amirullah
Yurdani Binti Muda Balia 

Hari ketiga tiba Ospek di Kampus, tekad bulat pulang kampung sudah 100 persen. Saya duduk termenung di bawah pohon Mahoni di depan kantor Rektor IAIN (Sekarang Gedung Pascasarjana).

Saya hendak menemui Rektor, tetapi yang ada saat itu Pak Safwan Idris. Beliau sebagai pembantu Rektor. Saat itu, saya mau minta kembali uang pendaftaran masuk IAIN untuk ongkos pulang kampung. Masih teringat dulu daftar kuliah Rp 135.000.

Saya beranikan diri, menemui Pak Rektor. Ada dua senior mahasiswa, kalau tidak salah dulu mereka Menwa duduk di depan ruang pak Safwan.

”Saya mau bertemu pak Rektor, bisa,? Tanya saya kepada dua orang yang berdiri di depan ruang Pak Safwan.

”Oh boleh sebentar dek ya,” jawabnya.

Tidak lama kemudian saya masuk menghadap Pak Safwan. Saat itu, tidak ada Rektor IAIN yang ingin saya temui. Dua Menwa tadi juga ikut duduk melihat saya dari jauh.

”Pak saya gak mau kuliah lagi, mau pulang kampung,” begitu saya sampaikan di hadapan Pak Safwan .

”Kenapa,? tanya Pak Safwan

”Kami mau pulang kampung, orang tua kami meninggal. Mau pulang gak ada ongkos. Kami mau minta uang pendaftaran dikembalikan,” jawab saya ketika itu.

Saat itu, Pak Safwan melarang kami pulang. Ia meminta saya tetap kuliah dan selesai Ospek baru pulang ke Aceh Selatan menengok orang tua saya.

Sebenarnya, orang tua meninggal itu bukan orang tua saya, tetapi orangtua teman sekampung yang juga meninggalnya sudah lama. Hanya alasan saja agar saya benar-benar bisa pulang dan membawa kembali uang pendaftaran.

”Gak usah pulang Nak, jauh. Nanti sudah opspek saja pulang. Udah lulus, sayang kan sudah jauh jauh ke sini terus pulang lagi,” kata Pak Safwan menasihati saya.

”Pak kami mau pulang, bisa nggak dibalikin uang pendaftaran Rp 135.000,” tanya saya mengulang keinginan tidak jadi kuliah di IAIN.

”Ooh tidak bisa itu. Tak usah sedih lagi, berdoa saja. Nanti udah ospek pulang,” kata Pak Safwan.

Saya pun bingung, ketika itu. Antara ingin kembali ke kampung dan ingat nasihat Pak Safwan.

Halaman 2 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

Adu Sakti

 
© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved