Proyek Talan Takengon–Blangkejeren Senilai Rp 653 M Diresmikan

Rute jalan ini, menarik untuk dijadikan perjalanan wisata, karena melintasi pinggiran Danau Laut Tawar, kemudian masuk ke dalam hutan pinus

Penulis: Herianto | Editor: Amirullah
JALAN Takengon-Blangkejeren paket I dikerjakan PT Nidya Karya kerjasama PT Lampiri 

Laporan Herianto | Blangkejeren

SERAMBINEWS.COM, Gayo Lues - Dirjen Bina Marga Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Dr Arie Setiadi Moerwanto, hari ini Senin (7/11/2016) meresmikan proyek jalan strategis Takengon  (Aceh Tengah)–Blangkejeren  (Gayo Lues) sepanjang 137,8 Km.

Ini merupakan proyek jalan lintas tengah pertama di Aceh yang menghabiskan dana cukup besar mencapai Rp 653,5 miliar, bersumber  dari dana APBN (pinjaman lunak JICA, Jepang).

Pada acara peresmian ini, hadir Plt Gubernur Aceh, Mayjen TNI (Purn) Soedarmo, anggota Muspida, Bupati Gayo Lues, Ibnu Hasyim bersama anggota DPRK nya, Plt Bupati Aceh Tengah, Al Hudri, Kepala Dinas Bina Marga Aceh, Ir Rizal Aswandi, Kepala Balai Jalan Sumut, dan undangan lainnya.

Kepala Balai Jalan Nasional Aceh, Fathurrahman Raden dalam laporannya mengatakan, pembangunan proyek jalan lintas tengah Takengon–Blangkejeren via Danau Laut Tawar ini, dibangun menggunakan sistem kontrak multi years. Dikerjakan sejak tahun 2013–2016.

Pelaksanaan konstruksinya dibagi dalam tiga seksi, dan dikerjakan oleh tiga perusahaan BUMN, bekerjasama dengan perusahaan lokal.

Paket I dikerjakan PT Nidya Karya bekerjasama sama dengan PT Lampiri, paket II dikerjakan PT Wijaya Karya bekerjasama dengan PT Pelita Nusa dan paket III dikerjakan PT Waskita Karya bekerjasama dengan PT Andesmon Sakti.

Rute jalan yang digunakan dalam pembangunan proyek jalan Takengon–Blangkejren, kata Fathurrahman, rute baru yang dulunya pernah digunakan sebagai jalan HPH oleh perusahaan HTI yang beroperasi di Aceh Tengah.

Rute jalan ini, menarik untuk dijadikan perjalanan wisata, karena melintasi pinggiran Danau Laut Tawar, kemudian  masuk ke dalam hutan pinus dan ke luar kembali melintasi areal persawahan, sungai  dan pegunungan hijau.

Tidak hanya itu, dengan telah telah selesaikan peningkatan pembangunan proyek jalan ini, jarak tempuh Takengon – Blangkejren ini, sepanjang 160 Km itu, jadi pendek, kalau dulu ditempuh dalam waktu 5–6 jam, sekarang ini hanya sekitar 2,5 – 3 jam saja. Biaya transportasinya jadi oun jadi lebih efisien . 

Kasatker proyek jalan nasional, M Hilal mengatakan,  pekerjaan pembangunan jalan ini sangat sulit, karena tantangannya cukup berat.

Antara lain curah hujan dilokasi proyek sangat tinggi, medan jalannya menanjak dan curam,  akibatnya sering terjadi tanah longsor. Tapi tanah longsor itu, sekarang sudah bisadiatasi dengan cara shoor create, yaitu mengecor dinding bukit dengan semen cor yang dipasang tikar besi.

“ Teknologi shoot create ini, sangat efektif untuk menahan dan mencegah tanah longsor, tapi untuk membangunnya butuh biaya yang cukup mahal. Makanya, untuk peningkatan mutu badan jalan Takengon Blangkejren sepanjang Rp 137,8 Km, menghabiskan dana sampai Rp 653,5 miliar, yang dikerjakan dalam waktu tiga tahun, ”ujar M Hilal.       

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved