PS Bintang Jaya Dijual ke Batam
Kabar beralihnya kepemilikan PS Bintang Jaya ke Batam, Kepulauan Riau bukan isapan jempol klub yang musim lalu bermarkas
MEDAN - Kabar beralihnya kepemilikan PS Bintang Jaya ke Batam, Kepulauan Riau bukan isapan jempol. Klub yang musim lalu bermarkas di Kisaran, Kabupaten Asahan, Sumatera Utara ini bahkan sudah tiga kali berpindah tangan dalam kurun waktu enam bulan terakhir.
Kenyataan ini jelas langkah mundur bagi pembinaan sepak bola Sumut. Diketahui, klub berjuluk Kijang Gunung ini cukup konsisten menggunakan jasa pemain muda sebagai skuat inti dalam mengarungi kompetisi. Bahkan musim lalu PS Bintang Jaya bersedia menampung seluruh pemain yang diproyeksikan membela Sumut di ajang PON Jawa Barat.
Azwar Muhammad, asisten manajer PS Bintang Jaya musim lalu, mengungkapkan dirinya tidak pernah dilibatkan dalam proses penjualan klub yang dulu bernama Medan Jaya ini. Bahkan ia tidak menyadari kalau tim yang dibelanya sudah beralih kepemilikan kepada Haruna Soemitro, mantan manajer Persebaya Surabaya sejak September 2016.
“Kan Bintang Jaya ini membawa bendera tim PON Sumut di Jawa Barat, tahun lalu. Ternyata tiga minggu sebelum PON, klub ini sudah dijual kepada Haruna,” kata Azwar Muhammad, kemarin.
Pria yang akrab disapa Pak Ujang ini mengaku tidak berani menanyakan kebenaran itu kepada Erwis, selaku pemilik Bintang Jaya. Alasannya, kesehatan Erwis mulai menurun karena terserang stroke. “Tapi saya langsung menghubungi anak beliau yang kuliah di USU. Dia bilang `benar om sudah dijual’,” kata Azwar menirukan klarifikasi putra Erwis ketika itu.
Namun panji Bintang Jaya di bawah kepemimpinan Haruna Soemitro tidak berlangsung lama. Karena saat ini Bintang Jaya sudah diambil alih oleh Gubernur Kepulauan Riau, Nurdin Basirun. Nurdin bahkan merubah nama Bintang Jaya menjadi 575 Kepri Jaya. Ini merupakan klub sepakbola profesional pertama yang dimliki Batam.
Meski sedih, Azwar mengaku sedikit senang dengan tidak digunakannya nama PS Bintang Jaya oleh pemilik baru. Artinya masih ada peluang nama yang sudah identik bagi publik Stadion Mutiara itu kembali digunakan seandainya ada pemodal baru yang berniat membangun kekuatan sepakbola di Asahan. “Kita maunya Bintang Jaya masih punya kita, mudah-mudahan ada yang berniat membangun tim ini lagi,” harapnya.
Pada tahun 2017 ini, 757 Kepri Jaya FC mengikuti pertandingan di Divisi Utama Liga Indonesia (Liga 2). Target ke depan, lolos Liga 1 atau Indonesia Super League (ISL).
Pemain 757 Kepri Jaya FC berusia sekitar 20 tahun sampai dengan 28 tahun ini. Mereka telah mengontrak pelatih papan atas di kompetisi sepakbola Indonesia berasal dari Brasil, Jaino Matos.
Berikut nama-nama pemain 757 Kepri Jaya FC yang berhasil diperoleh www.gerbangkepri.com yakni Achmad Jauhari, Aditya Putra Dewa, Riskal, Abd Rahman Lestaluhu, Muhammad, Oki Budi Setiawan, Lucky Wahyu Dwipermana, Yericho Christiantoko, Gustaman, beserta Ahmad Syaifullah.
Kemudian, Jajang Maulana, Anis Almung, Nanang Sufrianto, Fajar Muhammad, Hendra Ridwan, Rizki Alam Maulana, Vicky Melano. Para
pemain tersebut berasal dari berbagai daerah di Indonesia seperti Kepri, Makasar, Bandung, Ambon dan Maluku.
Dari jumlah itu, ternyata punggawa 757 Kepri Jaya tersebut ialah mantan pemain yang pernah bermain di Indonesia Super League (ISL). Misalnya, Lucku Wahyu (Barito Putra), Hendra Ridwan (Mitra Kukar), Jajang Mulyana (Pusamania Borneo FC), dan Aditya Putra Dewa (PSM Makassar).(mad/*)