Puisi
Angin Pagi Koetaradja
angin pagi Aidul Fitri disini dahulu angin segar meneguk gurih asap penganan
Karya Hasbi Burman
angin pagi Aidul Fitri disini dahulu
angin segar meneguk gurih asap penganan
kicau burung merdu
bahasa bahasa penghulu
aku dan sejumlah anak muda tamasya
yang sering disebut hari raya
lebaran kata orang sekarang
entah yang lebar apa?
yang nyata kita orang pandai berbasa basi
berdagang dengan ilusi.
Kutaraja, 2017
Malam Takbiran 1970
sekali sekali tabuh beduk dikejauhan
dan malam takbiran
Diperkampungan riuh rendah meriam bambu
suara derai angin dirumpun bambu
yang perawan.
sekali sekali aku memandang
kembang api bertebaran dibawah awan
ada pacar pacar kadang kadang antar makanan
lupis lemang tapai
dan rendang.
wahai kapan itu terulang lagi.
Koetaradja, 2017
Dari Wedana
Aidul Fitri di enam puluhan
aku masih Sekolah Rakyat
penguasa mengerti tentang anak negeri
rakyat tidak mengeluh
berlabuh dalam kemewahan.
Aidul Fitri 5
sebaris angin pagi Aidul Fitri
ada yang bingung
di kampung kampung
tanpa kuweh muweh seperti dahulunya.
tanpa lemang tapai. ada yang teriak takbir di atas lumbung.
Kami hanya takbiran tanpa apa apa.
memuji Tuhan di persawahan. Bersama kicau burung burung.
Kutaradja, 2017
Aidul Fitri 1
situasi yang terkoyak koyak
anak anak menagih baju baru pada ayahnya
tanpa meriam bambu dan petasan mainan
seperti dahulu kala saat raja masih adil dan bijaksana
Kutaradja, 2017