Mata Ie Tak Mungkin Seperti Dulu Lagi

"Kita cuma mengambil enaknya saja. Tanpa berpikir dampak apa yang ditimbulkan dari aktifitas itu, "

Penulis: Eddy Fitriadi | Editor: Muhammad Hadi
SERAMBI/BUDI FATRIA
KOLAM Mata Ie yang merupakan objek wisata pemandian keluarga di Aceh Besar kering kerontang. Foto direkam, Minggu (23/7). 

Penyebab rusaknya kawasan karst, lanjut dia, yaitu maraknya penambangan batu kapur untuk produksi semen, penebangan pohon, dan eksploitasi lainnya yang dapat merusak keseimbangan alam.

"Kita cuma mengambil enaknya saja. Tanpa berpikir dampak apa yang ditimbulkan dari aktifitas itu, " ucapnya.

Abdillah mengatakan, kawasan karst yang punya ciri khas, yaitu berbatuan Limestone (gamping/kapur) dan memiliki banyak gua, merupakan unrenewable resources, atau sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui.

Baca: BREAKING NEWS: Kolam Mata Ie Kering, Ini Penyebabnya

Kerusakan yang dialami saat ini tidak akan pernah bisa diperbaiki, namun masih bisa diperlambat.

“Solusinya reklamasi lahan, yaitu membuat daerah tangkapan air di sekeliling Mata Ie. Tapi langkah ini tidak bisa mengembalikan kondisinya seperti dulu lagi,” jelasnya.

Dia menegaskan, kawasan karst yang kaya akan mineral itu seharusnya dilindungi.

"Kalau kita butuh batu kapur, banyak kawasan lain yang memiliki kandungan kapur. Jangan korbankan kawasan karst, " ujar pria yang pernah bekerja dengan organisasi kemanusiaan internasional, yaitu IOM dan UNDP. (*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved