Satu Bendera Aceh Asli Tersimpan di Museum di Belanda, Warnanya Mirip dengan yang di Trumon
Tapi bentuk kedua bendera ini berbeda. Kalau yang di Belanda itu bentuknya petak, sementara yang di Trumon memiliki dua ujung yang lancip.
SERAMBINEWS.COM, BANDA ACEH - Selembar bendera yang pernah digunakan pada masa Kerajaan Aceh Darussalam, diketahui berada di Negeri Belanda.
Pihak Masyarakat Peduli Sejarah Aceh (Mapesa) menyebut bendera yang disimpan di Rijks Museum Belanda ini memiliki komposisi warna yang hampir serupa dengan bendera yang berada di rumah Teuku Raja Aceh (Raja Ade), di Trumon, Aceh Selatan.
Baca: DITEMUKAN Bendera Aceh Asli di Trumon, Ini Foto-fotonya
"Penelusuran kami dari website Rijks Museum (www.rijksmuseum.nl), bendera di Trumon itu memiliki komposisi warna yang hampir sama dengan bendera Aceh yang diklaim sebagai salah satu properti Museum Rijks," kata aktivis Mapesa Aceh, Irfan M Nur, kepada Serambinews.com, di Banda Aceh, Rabu (23/8/2017) malam.
Baca: Teuku Raja Aceh: Bendera Kerajaan Trumon Ada Dua Jenis
"Tapi bentuk kedua bendera ini berbeda. Kalau yang di Belanda itu bentuknya petak, sementara yang di Trumon memiliki dua ujung yang lancip," kata Irfan sembari menunjukkan foto bendera Aceh yang dipublish di website Rijks Museumdenganjudul "'Banier van Al-Iskander' of 'Barosvlag'".

Penelusuran Serambinews.com, pada kolom keterangan yang menyertai foto yang dirilis rijksmuseum.nl disebutkan bahwa bendera itu dirampas oleh pasukan Belanda dalam sebuah pertempuran dengan pasukan Aceh yang ingin merebut kembali Barus dari tangan Belanda.
Dengan bantuan google translate, berikut keterangan lengkap yang dirilis rijksmuseum.nl dalam bahasa Belanda, "pada tahun 1839 Baros (Barus) di pesisir barat laut Sumatra diduduki oleh Belanda. Aceh yang ingin menjaga Barus di bawah pengaruhnya, menyerang pasukan Belanda.
Tapi, pasukan Aceh yang mengepung Barus dipukul mundur pada bulan April 1840 oleh pasukan Belanda di bawah komando Kolonel A.V. Michiels.
Bendera itu direbut oleh pasukan Belanda yang menghancurkan kekuatan pasukan Aceh. Letnan C.H. Bischoff (1808 - 1840) yang merebut bendera tersebut, terluka parah. Dibungkus dengan bendera yang sudah bernoda darah, dia kemudian dibawa pergi. C.H Bischoff meninggal beberapa hari kemudian, yaitu pada tanggal 3 Mei 1840, karena luka-luka yang dideritanya.
Mengenang 12 Tahun Wafatnya Abuya Tanah Merah, Pejuang Pendidikan di Aceh Singkil dan Subulussalam |
![]() |
---|
Kabupaten Aceh Malaka Tinggal Tunggu ‘Kran’ Dibuka Pemerintah Pusat |
![]() |
---|
Ini Ternyata Isi Rapat Ban Sigom Donya Jebolan Tripoli Bersama Panglima Eks GAM di Aceh Utara |
![]() |
---|
Fakta Baru Rekaman CCTV, Pencurian Uang Dalam Mobil Rp 262 Juta di Bener Meriah oleh Empat Pelaku |
![]() |
---|
137 Tamtama dan Bintara Remaja Kodim Aceh Utara Pindah Tugas ke Satuan Baru, Dandim Pesan Hal Ini |
![]() |
---|