HUT TNI

Dulu Bernama ABRI, Kenapa Sekarang Berubah Nama Jadi TNI? Begini Sejarahnya

Setelah kemerdekaan, TNI bertugas menjaga dan memelihara keamanan rakyat di seluruh penjuru Indonesia.

Editor: Faisal Zamzami
SERAMBI INDONESIA / M ANSHAR
Pasukan TNI Kodam Iskandar Muda saat defile pasukan pada upacara peringatan HUT Ke-69 TNI di Lapangan Blangpadang, Banda Aceh, Selasa (7/10/2014). 

SERAMBINEWS.COM - Setiap tanggal 5 Oktober selalu diperingati sebagai hari Tentara Nasional Indonesia (TNI).

Perayaan HUT TNI ke-72 akan digelar pada 5 Oktober 2017 di Cilegon Banten.

Pada HUT TNI kali ini mengambil tema besar 'Bersama Rakyat TNI Kuat'.

Dalam HUT TNI kali ini, Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyomenerangkan apa makna di balik pemilihan tema tersebut.

Gatot menjelaskan bahwa tema itu membuktikan bahwa TNI selalu berjuang bersama rakyat sejak merebut kemerdekaan Indonesia.

Ia juga menerangkan bahwa TNI tanpa kehadiran rakyat tidak berarti apa-apanya.

Setelah kemerdekaan, TNI bertugas menjaga dan memelihara keamanan rakyat di seluruh penjuru Indonesia.

Bila menengok kebelakang, Sebelumnya TNI bernama ABRI.

Namun,  tahu kah kamu mengapa ABRI Berubah Nama Jadi TNI?

Ternyata ada sejarahnya dan alasan dalam perubahan nama ini.

Awalnya, Pada masa Demokrasi Terpimpin hingga masa Orde Baru, TNI pernah digabungkan dengan POLRI disebut ABRI.

Dilansir Serambinews.com dari Warta Kota, sejak bergulirnya reformasi pemerintahan 1998, terjadi banyak perubahan yang cukup besar.

Ditandai dengan jatuhnya pemerintahan orde baru yang kemudian digantikan oleh pemerintahan reformasi di bawah pimpinan presiden B.J Habibie di tengah maraknya berbagai tuntutan masyarakat dalam penuntasan reformasi.

Lalu, muncul pada tuntutan agar Polri dipisahkan dari ABRI dengan harapan Polri menjadi lembaga yang professional dan mandiri, jauh dari intervensi pihak lain dalam penegakan hukum.

Sejak 5 Oktober 1998, muncul perdebatan di sekitar presiden yang menginginkan pemisahan Polri dan ABRI dalam tubuh Polri sendiri sudah banyak bermunculan aspirasi-aspirasi yang serupa.

Isyarat tersebut kemudian direalisasikan oleh Presiden B.J Habibie melalui instruksi Presiden No.2 tahun 1999 yang menyatakan bahwa Polri dipisahkan dari ABRI.

Upacara pemisahan Polri dari ABRI dilakukan pada tanggal 1 april 1999 di lapangan upacara Mabes ABRI di Cilangkap, Jakarta Timur.

Upacara pemisahan tersebut ditandai dengan penyerahan Panji Tribata Polri dari kepala staff umum ABRI Letjen TNI Sugiono kepada Sekjen Dephankam Letjen TNI Fachrul Razi kemudian diberikan kepada kapolri Jenderal Pol (purn) Roesmanhadi.

Maka sejak tanggal 1 April, Polri ditempatkan di bawah Dephankam. Setahun kemudian, keluarlah TAP MPR No. VI/2000, kemandirian Polri berada di bawah Presiden secara langsung dan segera melakukan reformasi birokrasi menuju Polisi yang mandiri, bermanfaat dan professional.(*)

Sumber: TribunStyle.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved