Puisi
Ziarah Kelu
Kemarin Sepasang mata mati Disemayam di kolong langit Orang-orang melayat Lewat kopi-kopi mengepul Dan asap kretek
Karya Hendra Kasmi
Kemarin
Sepasang mata mati
Disemayam di kolong langit
Orang-orang melayat
Lewat kopi-kopi mengepul
Dan asap kretek
Hari ini
Loper koran kembali berkabar
Bocah-bocah meregang
Usai digelondong mesin-mesin
Dalam secangkir kopi
Yang merebak aroma tawa
Dan asa-asa yang mengepul ke langit
Di alun-alun yang terkatup
Podium-podium bersengketa
Pelantang-pelantang saling tikam
Mungkin esok
Tanah itu akan punah
Tak ada lagi tangis, senda
Dan celotehan bocah-bocah
Puisi-puisi pun akan ikut berziarah
Lewat kata yang terangkai pucat
Dalam larik kelu
Rindu Masa Itu
Kami rindu suara-suara itu
Suara yang menderas ayat-ayat Tuhan
Sebelum senja khatam
Dengarlah lafaz yang mengalun
Iramanya syahdu bertalu-talu
Kami rindu suara-suara itu
Suara derit Balee Manyang
Suara Teungku mensurah Bajuri
Diselingi cerita nabi-nabi
Juga santri-santri yang mengeja jawi
Dan lafal sifat-sifat Tuhan
Tatkala malam hampir terlelap
Bersenandung Dalail Khairat
Merebak merdu dari sayup rangkang
Di bawah kerdip lentera kecil