Polresta Banda Aceh Tangkap Empat Penjual Alat Vapor dan Ratusan Botol Liquid, Ini Alasannya!

Selain itu, petugas juga menyita ratusan botol liquid (vapor) dan alat vapor ilegal dari tiga toko pada 16 Januari lalu.

Penulis: Eddy Fitriadi | Editor: Yusmadi
shutterstock
Ilustrasi 

Laporan Eddy Fitriady | Banda Aceh

SERAMBINEWS.COM, BANDA ACEH – Kepolisian Resor Kota (Polresta) Banda Aceh menangkap empat penjual rokok elektrik (vapor) sekaligus peracik liquid (cairan) yakni ML dan MI dari toko vapor di Seutui, RP dari Peunayong, dan DS dari Ulee Kareng.

Selain itu, petugas juga menyita ratusan botol liquid (vapor) dan alat vapor ilegal dari tiga toko pada 16 Januari lalu.

Hal itu diungkapkan Kapolresta Banda Aceh, AKBP Trisno Riyanto SH didampingi Kasat Reskrim, AKP M Taufiq SIK, dalam konferensi pers yang digelar Senin (29/1/2018) di lapangan indoor Polresta tersebut.

Baca: Apa Penyebab Vape Meledak?

Meskipun pengguna vapor atau vape semakin sering ditemukan di Banda Aceh, polisi punya alasan yang kuat untuk menangkap keempat pria tersebut beserta ratusan barang dagangannya.

Alasannya, para tersangka telah melakukan tindak pidana perdagangan dan perlindungan konsumen. Mereka menjual alat dan cairan vapor tanpa izin edar dari BPOM, tidak ada label halal dan SNI, serta tidak memuat komposisi dalam bahasa Indonesia.

Kapolresta mengatakan, awalnya polisi menemukan alat vapor dan liquid tak berizin dari sebuah toko di Jalan Teuku Umar, Seutui yang dijual oleh ML.

Lalu polisi menahan ML dan rekannya, MI yang bertugas meracik liquid tanpa sertifikasi. Lewat pengembangan penyelidikan, akhirnya petugas mendapatkan dua toko masing-masing di Peunayong dan Ulee Kareng yang juga menjual cairan tak berizin itu.

Baca: Ada Narkoba dalam Cairan Vape, BNN Bandung Awasi Penjual

“Tersangka ML sudah tiga tahun menjalankan bisnis ini. Tindak pidana perdagangan dan perlindungan konsumen ini ancamannya 5 tahun penjara,” kata AKBP Trisno Riyanto SH.

Menurutnya, setiap penjual vapor harus mendapatkan izin perdagangan dan SNI atas produk yang dijualnya dari Kementerian Perdagangan RI.

Selain itu, liquid yang dijual juga harus berizin BPOM, Kementerian Kesehatan, dan berlabel halal dari Majelis Ulama Indonesia. (*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved