Germo Prostitusi Ungkap Pelanggan
Prostitusi online yang berhasil dibongkar personel Polresta Banda Aceh di sebuah hotel di Jalan Soekarno-Hatta
Andre juga mengaku, para pelanggan yang kerap memesan wanita kepadanya, biasanya tanpa perantara, si pelanggan langsung jumpa dengan Andre atau face to face setelah deal-deal melalui telepon. Dan, Andre mengaku tak sembarangan menerima orderan, hanya orang yang dia kenal dari kawan ke kawan yang kemudian ia approved (disetujui).
“Langsung ketemu face to face di hotel, jika sudah dekat kita nongkrong sebentar lalu saya tunjukin foto ceweknya, ini-ini, udah gitu aja selesai,” katanya. Bahkan saat Andre tertangkap beberapa hari lalu karena under cover polisi, Andre juga sudah deal dan mengantongi uang dari polisi yang nyambi jadi pelanggannya. “Uang sudah saya kantongi, tapi cuma mau gimana sudah nahas,” katanya.
Andre mengaku, dirinya pernah berniat ingin berhenti dalam geliat bisnis syahwat tersebut. Tapi, karena desakan ekonomi, tergiyur uang, serta permintaan para pemesan yang terus menerus, sehingga pria asal Tanjung Pura, Langkat, Sumatera Utara (Sumut) itu tidak dapat membendung niatnya.
“Saya pernah berniat sekali berhenti pada saat Andra Irawan (24) ditangkap pada 22 Oktober 2017. Tapi, karena kondisi kantong kempes dan permintaan juga ada, sehingga saya menghubungi kembali rekan-rekan saya (para wanita),” kata Andre yang mengaku punya usaha mi ayam dan pernah bekerja di salah satu toko buku di Banda Aceh.
(Baca: Gubernur dan Wamen ESDM Bahas Gas Blok A untuk PIM)
Andre juga mengaku, saat ini masih ada jaringan prostitusi online lainnya yang masih menjalankan bisnis haram tersebut. Menurut pengakuannya, masih ada empat bahkan lima lagi jaringan atau germo yang saat ini menjalankan bisnis syahwat, bahkan Andre mengenal para germonya. “Empat sampai beberapa orang lagi, masih ada, pokoknya kek gitu. Rata-rata kenal semua,” pungkas Andre. (dan/mir)