Seleksi Masuk PTN
Aceh Masuk 5 Besar Nasional Tingkat Kelulusan PTN Melalui Jalur Undangan, Ini Kata Kadisdik Aceh
Aceh masuk lima besar nasional tingkat kelulusan masuk perguruan tinggi negeri (PTN) melalui jalur undangan, tahun ajaran 2018/2019.
Penulis: Herianto | Editor: Safriadi Syahbuddin
Laporan Herianto | Banda Aceh
SERAMBINEWS.COM, BANDA ACEH - Provinsi Aceh masuk dalam lima besar nasional tingkat kelulusan masuk perguruan tinggi negeri (PTN) melalui jalur undangan, pada tahun ajaran 2018/2019.
Berdasarkan informasi yang diperoleh Serambinews.com dari Dinas Pendidikan Aceh, siswa Aceh yang lulus ke berbagai PTN di Indonesia melalui jalur undangan tahun ini sebanyak 5.287.
Peringkat 1 nasional tingkat kelulusan masuk PTN melalui jalur undangan tahun ini adalah Jawa Timur yang meluluskan 14.518 siswa.
Peringkat kedua Jawa Barat (11.519 siswa), peringkat ketiga 3 Jawa Tengah (9.204), dan peringkat keempat Sumatera Utara (8.079 siswa).
Kepala Dinas Pendidikan Aceh, Drs Laisani MPd saat memantau pelaksanaan UNBK SMP/MTSN di SMPN 1 Banda Aceh, kepada wartawan Senin (23/4/2018) mengatakan, pihaknya terkejut sekaligus bangga mendapat kabar tersebut dari Kemenristek Dikti.
(Baca: 110.946 Siswa Dipastikan Lulus SNMPTN 2018, Khusus Aceh Sebanyak 5.282 Mahasiswa)
(Baca: Lolos SNMPTN Kedokteran Unpad, Putri Seorang Penggali Kubur Bagikan Kisahnya)
(Baca: Enam PTN di Aceh Terima 20.109 Orang)
Keberhasil siswa-siswi Aceh lulus undangan ke berbagai PTN di Indonesia ini, menurut Laisani, disebabkan banyak faktor. Antara lain mutu kompetensi guru SMA/SMK/MA di Aceh dalam tiga tahun terakhir terus meningkat.
Didamping Kabid SMA/SMK Zulkifli, selaku Ketua Panitia UNBK 2018, Kakanwil Kemenag Aceh, Drs Daud Pakeh, dan Kabid Pendidikan Kanwil Kemenag Aceh Syarifuddin, Laisana mengatakan, pada 2016 mutu kompetensi guru di Aceh masih menduduki rangking 31 nasional dari 34 provinsi.
Tahun 2017 naik 10 tingkat menjadi rangking 23 nasional, dan tahun 2018 ini naik lima tingkat lagi menjadi rangking 15 nasional.
Faktor kedua, sebut Laisani, sudah banyak SMA/SMK/MA di berbagai kabupaten/kota di Aceh baik negeri maupun swasta, menambah jam belajar sampai sore.
(Baca: Unik! Bayi di Lampung Punya Nama Seperti Smartphone Asal Tiongkok)
(Baca: Bagai Istana, Nia Ramadhani Bocorkan Sudut-sudut Rumah Mewahnya)
(Baca: Gatot Nurmantyo Maju Pilpres 2019 Banjir Dukungan, Generasi Muda Milenia Siap Menangkan)
Ketiga, peran dari Gubernur, DPRA, bupati/wali kota bersama DPRK yang memberikan perhatian lebih kepada sektor pendidikan, tidak hanya dengan mengalokasikan anggaran, tapi juga pengawasan.
Sehingga memacu semangat Kepala Dinas Pendidikan Provinsi dan kabupaten/kota untuk terus melakukan inovasi dan kreatif dalam penyempurnaan kurikulum.
Keempat, peran serta semua stakeholder, antara lain mulai dari Majelis Pendidikan Aceh, kritikan dari PTN, Lembaga-Lembaga Peningkatan Mutu Guru di kabupaten/kota, yang terus meneliti dan meng-update sistem belajar mengajar yang efektif dan efisien serta memudahkan siswa/siswi, serta peran orangtua murid/wali.
Terakhir, alokasi anggaran pendidikan, terutama yang bersumber dari dana otsus dan BOS.
Tiap tahun dana ini cenderung meningkat, dan membuat banyak hal yang bisa dilakukan. Sehingga pemantapan studi anak dimulai dari semester I, II, III, IV, V dan V, berjalan sesuai target. "Jadi wajar kita masuk dalam rangking 5 besar nasional," kata Laisani.(*)