Nasional
Indonesia Kembali Mengaum Sebagai Macan Asia, Ini 3 Proyek Pertahanan Strategisnya
Bahkan diperkirakan ekonomi Indonesia akan masuk 7 besar dunia negara dengan perekonomian terkuat pada tahun 2030.
SERAMBINEWS.COM - Tahun 1998 ialah masa yang dinilai paling kelam semenjak negara ini berdiri.
Bagaimana tidak, selain menghadapi kekisruhan dalam negeri, Indonesia juga harus berurusan dengan negara-negara lain perihal konflik Timor Timur.
Berbagai masalah yang mendera ini menyebabkan perekonomian Indonesia kolaps yang memangkas pendanaan berbagai sektor termasuk budget pertahanan gara-gara krisis moneter (Krismon) 1998.
Bagaimana tidak miris, boleh dibilang gara-gara krismon membuat kesiapsiagaan alat utama sistem senjata (Alutsista)TNI berada di titik terendah.
Baca: Malam Ini Nisfu Syaban, Ini Tiga Amalan Utama dan Doa Malam Nisfu Syaban
Baca: Malam Ini Masuk Nisfu Syaban, Ini 3 Amalan dan Niat Puasa Versi Ustad Somad dan Kiai NU
Baca: Ustaz Abdul Somad: Allah Ampunkan Dosa Semua Ummatnya pada Malam Nisfu Syaban, Kecuali Dua Orang
Apalagi ditambah dengan embargo suku cadang alutsista dari Amerika Serikat dan negara lainnya yang membuat keadaan semakin runyam.
Plus,karena lemahnya pertahanan negara saat itu terjadi berbagai macam pelanggaran teritori yang dilakukan oleh tetangga utara dan selatan Indonesia.
Namun seperti kata pepatah 'Badai pasti akan berlalu' perlahan-lahan Indonesia mulai bangkit sedikit demi sedikit dari petaka krismon 1998.
Keadaan ekonomi yang semakin baik membuat negeri ini mulai mendapatkan suntikan dana untuk segala sektor baik pendidikan, kesehatan, pertahanan dan lain sebagainya.
Bahkan diperkirakan ekonomi Indonesia akan masuk 7 besar dunia negara dengan perekonomian terkuat pada tahun 2030.
Imbas dari baiknya perekonomian itu membuat pemerintah berbenah akan pertahanan.
Melalui program Minimum Essential Force (MEF) secara periodik mampu menambah kekuatan pertahanan negara ini.
Setidaknya ada 3 proyek pertahanan strategis yang dijalankan oleh Indonesia bekerjasama dengan negara lain.
Jika tak ada halangan berarti, makan 3 proyek strategis ini bisa membuat Indonesia kembali mengaum sebagai Macan Asia, berikut ketiga proyek itu.
Baca: Kisah Cinta Polisi yang Akad Nikah Lewat Video Call, Sehari Usai Menikah Langsung Ikut Tes Menembak
Baca: Kisah Polisi Ijab Kabul Tanpa Istri Berujung Bahagia, Pengantin Pria Tak Sendirian Lagi di Pelaminan
3. Proyek kerjasama pembuatan Medium Tank
Di lini angkatan darat, Indonesia melalui PT.Pindad sedang mengerjakan pembuatan tank medium.
Proyek ini tidak sembarangan lantaran Indonesia mengandeng perusahaan pertahanan kenamaan Turki, FNSS.
Prototipe tank medium ini bahkan sudah jadi dan ikut dalam parade HUT TNI ke-72 untuk dipamerkan kepada khalayak umum.
Mempunyai meriam kaliber 105 mm yang dinilai cukup ampuh digunakan untuk melalap musuh.
Di Indonesia tank ini dikenal dengan nama Harimau Hitam sedangkan di Turki disebut Kaplan MT.
Rencananya tahun 2019 Harimau Hitam masuk lini produksi.
Baca: Ijab Kabul Tanpa Mempelai Perempuan, Briptu Andik Merasa Sedih dan Selipkan Doa Untuk Briptu Nova CJ
Perlu diingat proyek medium tank ini adalah kerjasama dengan Turki bertemakan 'Transfer of Technology' (TOT) dan kedepannya Indonesia mampu memproduksi sendiri tank ini.
2. Kapal Selam
Untuk angkatan laut Indonesia melalui PT.PAL memiliki proyek pembuatan tiga kapal selam dengan Korea Selatan yang diwakili oleh DSME.
Proyek ini memakan dana hingga triliunan rupiah namun uang sebanyak itu tak akan berarti jika dibandingkan dengan kemandirian alutsista untuk kedaulatan negara.
Lagi-lagi, Indonesia melakukan kerjasama dengan Korea Selatan dengan mekanisme TOT dalam pembuatan kapal selam jenis Improved Chang Bogo Class.
Baca: Jika Nomor Ponsel Tidak Digunakan Lagi, Unreg Kartu Prabayar dengan Cara Ini
Baca: KSPI Dukung Prabowo Subianto Calon Presiden 2019, Siap Deklarasi Pada 1 Mei 2018, Tapi Bersyarat
Dua kapal selam sudah jadi dibuat, yakni KRI Nagapasa 403 dan KRI Ardadedali 404.
Sedangkan kapal ketiga yakni KRI Nagabanda 405 sedang dalam tahap pengerjaan di PT.PAL.
Kita patut berbangga karena dengan adanya proyek ini menjadikan Indonesia satu-satunya negara di Asia Tenggara yang memiliki galangan dan dapat memproduksi kapal selam sendiri kedepannya.
Juga PT.PAL ada kerjasama dengan DSNS Belanda untuk pembuatan kapal Perusak Kawal Rudal, KRI Raden Eddy Martadinata dan KRI Gusti Ngurah Rai.
1. Jet Tempur Indonesian Fighter Experimental (KFX/IFX)
Baca: Hasil Liga Spanyol - Barcelona Juara La Liga Musim 2017/2018
Untuk lini angkatan udara, Indonesia melalui PT.DI kembali bekerjasama dengan Korea Selatan yang diwakili oleh KAI dalam pembuatan pesawat tempur secara mandiri.
Proyek ini dimulai pada tahun 2015 yang lalu.
Rincian kerjasama mencakup TOT ini ialah 20 persen pendanaan (sekitar Rp 21 triliun) ditanggung Indonesia dan 80 persennya dari pihak Korea Selatan.
Untuk pengerjaan proyek KFX/IFX ini memerlukan waktu lebih dari 15 tahun dan banyak halangan dalam keberlangsungan pembuatan jet tempur semi-stealth ini.
Walaupun begitu KFX/IFX diupayakan tetap berjalan karena akan bernilai sangat strategis sekali jika proyek ini berhasil, yakni kemandirian Indonesia dalam pembuatan pesawat tempur sendiri.(Seto Aji/Grid)
Artikel ini telah tayang di grid.id dengan judul 3 Proyek Pertahanan Strategis yang Akan Membuat Indonesia Kembali Mengaum Sebagai Macan Asia