Jembatan Balaibung tak Berujung, Warga Pulau Banyak Pun Harus Patungan Bikin Titian Darurat

Warga juga mengumpulkan duit untuk membeli bahan bakar alat berat serta truk pengangkut tanah.

Penulis: Dede Rosadi | Editor: Zaenal
Jembatan penghubung Pulau Balai dengan Teluk Nibung (Balibung), Kecamatan Pulau Banyak, Aceh Singkil. Foto direkam beberapa waktu lalu. 

Laporan Dede Rosadi | Aceh Singkil

SERAMBINEWS.COM, SINGKIL - Jembatan yang menghubungkan Pulau Balai dengan Teluk Nibung (Balaibung), di Kecamatan Pulau Banyak, Aceh Singkil, hingga kini belum memiliki ujung (pangkal jembatan).

Akibatnya, jembatan antarpulau pertama di Aceh yang dibangun pada masa pemerintahan Irwandi Yusuf - Muhammad Nazar (tahun 2011) dan diresmikan oleh Gubernur dr Zaini Abdullah pada 24 Juli 2016, belum bisa dilintasi oleh mobil dan sepeda motor.

Sudah hampir dua tahun setelah diresmikan, jembatan ini hanya bisa dilintasi oleh pejalan kaki.

Seorang perempuan mendaki gundukan tanah timbun di jembatan penghubung Pulau Balai-Teluk Nibung, Pulau Banyak, Aceh Singkil, Selasa (20/3/2018).
Seorang perempuan mendaki gundukan tanah timbun di jembatan penghubung Pulau Balai-Teluk Nibung, Pulau Banyak, Aceh Singkil, Selasa (20/3/2018). (SERAMBINEWS.COM/DEDE ROSADI)
Warga bersusah payah menaiki tangga di ujung jembatan Balaibung, Pulau Banyak, Aceh Singkil.
Warga bersusah payah menaiki tangga di ujung jembatan Balaibung, Pulau Banyak, Aceh Singkil. (capture video)

Itu pun harus bersusah payah naik tangga yang terbuat dari kayu, karena jembatan ini tidak memiliki ujung.

Maka tidak mengherankan, jika pada musim hujan, banyak warga yang terpeleset saat mencoba naik tangga bercampur lumpur, agar bisa menyeberang ke pulau seberang.

Entah karena kasihan melihat proyek mercusuar ini mubazir, akhirnya warga dari kedua pulau sepakat bergotong royong menimbun dan membuat titian, agar jembatan rangka baja itu bisa dilintasi sepeda motor.

Selain itu warga juga mengumpulkan duit untuk membeli bahan bakar alat berat serta truk pengangkut tanah.

"Paling tidak jembatan ini sudah bisa digunakan oleh kenderaan roda dua dan becak, untuk keperluan ke kebun dan sawah. Jadi selain gotong royong, kami jalankan sumbangan untuk operasional beko dan truk," kata Sudirman Kepala Desa Pulau Balai, Senin (30/4/2018).

Warga Pulau Banyak, Aceh Singkil, bergotong royong membuat titian darurat di jembatan Pulau Balai-Teluk Nibung, Minggu (29/4/2018)
Warga Pulau Banyak, Aceh Singkil, bergotong royong membuat titian darurat di jembatan Pulau Balai-Teluk Nibung, Minggu (29/4/2018) (IST)

Proyek mercusuar di tengah Samudera Hindia ini memang cukup unik.

Proyek ini mulai dijalankan pada tahun 2011 pada masa Pemerintahan Irwandi Yusuf dan Muhammad Nazar.

Lima tahun kemudian atau tahun 2016, proyek ini diresmikan oleh gubernur Zaini Abdullah.

Saat diresmikan, foto-foto jembatan ini beredar luas di dunia maya, karena penampakannya yang sangat indah.

Banyak turis dan wisawatan lokal yang sengaja datang ke lokasi ini dengan harapan dapat objek bagus untuk foto.

Tapi saat tiba di lokasi, para turis ini kecewa, karena kondisi jembatan tidak seindah yang mereka bayangkan.

Data dihimpun Serambinews.com, tahun lalu, pembangunan jembatan ini kembali dilanjutkan. Tetapi lagi-lagi tidak selesai. Entah bagaimana nasibnya tahun ini.(*)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved