Luar Negeri

5 Produk Ekspor Korea Utara Ini Bikin Dunia Bertekuk Lutut Pada Negara Pimpinan Kim Jong Un

Siapa sangka, negara ini dapat menunjukkan kekuasannya karena produk ekspor yang mereka miliki.

Editor: Faisal Zamzami
(KCNA/Reuters/Independent)
Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un tengah memeriksa sebuah rudal balistik antarbenua (ICBM) Hwasong-12. 

Korea Utara telah terlibat dalam perdagangan obat bius sejak 1970-an, ketika gagal membayar utang internasionalnya dan memerintahkan kedutaannya untuk mendanai dirinya sendiri.

Satu cara yang awalnya dilakukan kedutaan adalah lalu lintas obat-obatan dengan menggunakan kekebalan diplomatik.

Kemudian, Korea Utara mulai memproduksi obat-obatan terlarang sendiri terutama metamfetamin dan mengekspor beberapa diantaranya melalui kedutaannya.

Metamfetamin Korea Utara menjadi terkenal karena kemurniannya yang tinggi (99 persen), yang tidak mengherankan mengingat obat-obatan itu diproduksi di pabrik-pabrik milik negara di bawah pengawasan ahli kimia profesional.

Namun, sejak pertengahan 2000-an, aktivitas obat terlarang tampaknya telah "diprivatisasi," dengan negara yang tampaknya mengambil peran lebih kecil dalam manufaktur, transportasi, dan distribusi metamfetamin.

Kemurnian telah menurun secara dramatis, menunjukkan bahwa produksi mungkin tidak lagi terjadi di pabrik-pabrik milik negara.

Namun, metamfetamin masih banyak di Korea Utara sendiri.

Di negara di mana makanan langka dan kelaparan terjadi dimana-mana, sifat-sifat penekan nafsu makan methamphetamine sangat berguna.

Baca: Polda Jawa Barat Hentikan Kasus Penistaan Pancasila oleh Habib Rizieq Shihab, Ini Alasannya

Baca: Akhirnya Persiraja Berhasil Bungkam Ambisi PSIR Rembang

3. Tenaga kerja asing

Ilustrasi (listverse.com)
Ilustrasi (listverse.com) 

Pemerintahan Korea Utara mengirimkan penduduknya ke luar negeri untuk bekerja dan mengirim penghasilan mereka kembali ke Korea Utara, menahan sandera keluarga mereka untuk memastikan mereka tak berkhianat.

Lebih dari 50.000 pekerja Korea Utara bekerja keras di luar negeri untuk rezim, mengirim ratusan miliar keuntungan setiap tahun.

Para pekerja bekerja dalam kondisi yang mengerikan selama berjam-jam dan hanya mendapatkan 10 persen dari gaji mereka.

Sisanya diberikan pada rezim.

Halaman
1234
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved