Miris, Lowongan Hanya Untuk 50 Operator, Tapi 3.000 Pencari Kerja Lokal Sudah Antre Sejak Pagi
"Tapi jika sampai bulan Ramadhan ini tetap tidak ada, terpaksa saya harus mudik dan mencari keberuntungan di kampung,"
SERAMBINEWS.COM - Sejak pukul 08.00 WIB, kawasan gedung MPH di Batam, Provinsi Kepulauan Riau, yang disediakan managemen PT Batamindo Invesment Cakrawala (BIP) dipadati pencari kerja.
Tak tanggung, orang yang mengantre untuk melamar lebih dari 3.000 orang.
Sedangkan lowongan yang tersedia hanya 50 operator.
OK Simatupang, Ketua Koordinator Himpunan Kawasan Industri (HKI) Kepri mengatakan, pemandangan tersebut sangat miris.
Baca: Sopir TKA Digaji Rp 15 Juta, Sopir Indonesia Cuma Rp 5 Juta, Terungkap Dalam Investigasi Ombudsman
Baca: Tenaga Kerja di Aceh Didominasi Tamatan SD, Lulusan Universitas hanya 15,6 Persen
Sebab hal itu menunjukkan Batam sangat minim lapangan pekerjaan.
Sementara angka pengangguran terus meningkat.
"Parahnya lagi, pada saat bersamaan, ribuan buruh dari aliansi serikat masih berunjuk rasa dalam menuntut Upah Minimum Sektoral (UMS) di Batam," tuturnya.
Padahal seharusnya, mereka membantu mencarikan jalan keluar bagaimana Batam bisa kembali bergeliat seperti dulu.
Baca: Mengejutkan! Ini Hasil Investigasi Ombudsman RI Mengenai Derasnya Tenaga Kerja Asing ke Indonesia
Baca: Peraturan Ini Menjadi Pintu Masuk Tenaga Kerja Asing Ilegal ke Indonesia
"Masih banyak saudara-saudara kita yang belum memeroleh pekerjaan. Bayangkan yang diterima hanya 50 operator, tapi yang melamar mencapai 3.000-an. Artinya apa? Angka penggangguran di Batam masih tinggi," ungkap OK menambahkan.
Aldo, salah satu pencari kerja lokal mengaku, sejak sepekan lalu ia bolak-balik ke gedung tersebut untuk mengetahui apakah ada lowogan pekerjaan yang dibutuhkan.
"Baru hari ini ada lowongan yang buka, namun hanya membutuhkan 50 operator. Itupun sebagian besar diperlukan untuk perempuan, sementara laki-laki hanya sekitar 15-an orang," katanya.
Baca: Serikat Buruh Kecewa Pada Jokowi Atas Terbitnya Perpres Tentang Penggunaan Tenaga Kerja Asing
Baca: Anang Hermansyah Bicara Dampak Dosen Impor Setelah Terbit Perpres Permudah Tenaga Kerja Asing
Sebelumnya, Aldo bekerja di salah satu perusahaan di kawasan Industri Sekupang.
Namun karena dirinya mengikuti serikat pekerja dan kerap demo, kontrak dirinya tidak lagi diperpanjang perusahaan.
"Jujur saya kecewa dan kapok ikut serikat," imbuhnya.
Sebab, bukannya menambah gaji, malah dirinya kini menjadi pengangguran.
Baca: Mengejutkan! Ini Hasil Investigasi Ombudsman RI Mengenai Derasnya Tenaga Kerja Asing ke Indonesia